Jika keanekaragaman hayati di wilayah tersebut menurun atau rusak, proses pemulihan sedimen akan semakin lambat. Terumbu karang yang mati, misalnya akibat pemutihan karang (coral bleaching) atau penangkapan ikan dengan bahan peledak, tidak lagi dapat memecah ombak dan melindungi garis pantai. Demikian pula, hilangnya vegetasi pesisir seperti hutan bakau akibat pembangunan atau penebangan akan mempercepat hilangnya proses pemulihan.Â
Oleh karena itu, menjaga dan memulihkan keanekaragaman hayati laut menjadi salah satu kunci untuk mempercepat pemulihan sedimen yang terganggu. Program konservasi, seperti konservasi terumbu karang dan konservasi bakau, sangat penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan mencegah degradasi lebih lanjut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H