Mohon tunggu...
Natama Sitorus
Natama Sitorus Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Saatnya berbuat dan berkarya, susun rencana sekarang juga, mulailah secepatnya. ― Najwa Shihab

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Luhut Bicara Soal Sedimen Laut Akan Diisi Kembali Oleh Alam, Susi Pudjiastuti Bereaksi Keras

11 Oktober 2024   19:35 Diperbarui: 11 Oktober 2024   22:02 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menyatakan bahwa sedimen laut yang diambil untuk berbagai proyek pembangunan akan kembali diisi oleh alam secara alami. Pernyataan ini disampaikan dalam sebuah acara terkait pembangunan infrastruktur.

Menurut Luhut, proses alamiah akan mengembalikan sedimen yang diambil untuk proyek-proyek tersebut dalam jangka waktu tertentu. Alam punya caranya sendiri untuk menyeimbangkan ekosistem. Jadi, sedimen yang diambil, dalam beberapa waktu ke depan akan kembali Lagi.
Namun, pernyataan ini mendapat reaksi keras dari mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti. Melalui akun media sosialnya, Susi mengungkapkan kekhawatirannya terhadap pernyataan tersebut. "Tidak bisa begitu saja mengandalkan alam untuk memperbaiki kerusakan yang kita buat. Laut adalah sumber kehidupan yang perlu dijaga dengan serius. Jika sedimen diambil, ekosistem laut bisa rusak dan ini akan mempengaruhi nelayan serta kehidupan bawah laut," tulis Susi dengan nada marah.

Berapa Lama Sedimen Laut Akan Pulih ?

Sedimen laut merupakan material yang terbentuk dari partikel organik dan anorganik, seperti pasir, lumpur, mineral, dan sisa-sisa organisme laut. Sedimen ini berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut, termasuk sebagai habitat bagi berbagai makhluk hidup di dasar laut. Ketika sedimen diambil untuk berbagai keperluan seperti reklamasi, penambangan pasir, atau proyek infrastruktur, ekosistem dasar laut dapat terganggu, dan waktu yang diperlukan untuk pulih bisa sangat bervariasi. Secara umum, proses pemulihan sedimen laut sangat bergantung pada beberapa faktor, seperti:

Kondisi Alamiah Laut

Arus laut, ombak, dan pasang surut berperan besar dalam membawa material sedimen kembali ke dasar laut. Namun, dalam banyak kasus, arus alami membutuhkan waktu yang sangat lama untuk menggantikan sedimen yang hilang. Di beberapa wilayah, proses ini bisa memakan waktu puluhan hingga ratusan tahun, terutama di daerah yang ekosistemnya telah terganggu.

Faktor lain yang dapat mempengaruhi pemulihan sedimen laut adalah

Kondisi Iklim dan Perubahan Iklim

Perubahan iklim global, seperti pemanasan laut dan naiknya permukaan udara laut, dapat memperlambat proses pemulihan sedimen. Suhu yang lebih tinggi dapat mengubah pola arus laut dan merusak terumbu karang, yang merupakan bagian penting dari ekosistem dasar laut. Selain itu, cuaca ekstrem, seperti badai tropis dan gelombang panas laut, juga dapat mengganggu proses pemulihan alami.

Keanekaragaman Hayati Laut

Keanekaragaman hayati laut berperan penting dalam stabilitas dan pemulihan sedimen. Organisme seperti terumbu karang, rumput laut, bakau, dan biota dasar laut lainnya berkontribusi secara langsung terhadap keseimbangan ekosistem sedimen. Misalnya, terumbu karang dapat memperlambat laju erosi dengan memecah gelombang laut yang menghantam pantai, sementara bakau dan rumput laut menahan sedimen agar tidak terlalu parah.

Jika keanekaragaman hayati di wilayah tersebut menurun atau rusak, proses pemulihan sedimen akan semakin lambat. Terumbu karang yang mati, misalnya akibat pemutihan karang (coral bleaching) atau penangkapan ikan dengan bahan peledak, tidak lagi dapat memecah ombak dan melindungi garis pantai. Demikian pula, hilangnya vegetasi pesisir seperti hutan bakau akibat pembangunan atau penebangan akan mempercepat hilangnya proses pemulihan. 

Oleh karena itu, menjaga dan memulihkan keanekaragaman hayati laut menjadi salah satu kunci untuk mempercepat pemulihan sedimen yang terganggu. Program konservasi, seperti konservasi terumbu karang dan konservasi bakau, sangat penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan mencegah degradasi lebih lanjut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun