Mohon tunggu...
Tamariah Zahirah
Tamariah Zahirah Mohon Tunggu... Penulis - Guru di SMPN 3 Tambun Utara

Menulis salah satu cara menyalurkan hobi terutama dalam genre puisi dan cerpen. Motto : Teruslah menulis sampai kamu benar-benar paham apa yang kamu tulis!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kentut Membawa Berkah

15 Februari 2023   22:34 Diperbarui: 15 Februari 2023   22:36 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Karya : Tamariah Zahirah 

Genre: Cerpen Komedi

Hari Minggu Zahirah berniat menghabiskan waktu santai, dengan mengajak Fitrah dan MeronaLisa nongkrong di suatu tempat. Kesibukan membuat mereka jarang sekali berkumpul bersama sekadar nongkrong di kafe atau ngobrol tentang banyak hal. 

Pagi ini Zahirah sudah bersiap-siap menjemput Fitrah dan Lisa dengan motor kesayangannya yang sudah terlihat usang namun masih setia menemaninya. Zahirah memanggilnya dengan sebutan "si Biru".

"Hei, Biru ... hari ini kita keliling-keliling lagi, kamu yang anteng, ya! Awas jangan mogok seperti waktu itu," ucap Zahirah sambil mengelus motor kesayangannya. 

Baru saja ia menaiki si Biru, tiba-tiba perutnya mendadak mulas. Karena terburu-buru dan terlalu semangat pergi bersama kedua sahabatnya, sampai Zahirah mengabaikan kebiasaan "setoran pagi". 

"Duhhh ... mulas sekali perutku," rintih Zahirah sambil mengernyitkan dahi menahan sakit. Ia membungkukkan badannya sambil memegang perut. 

Duttt ... Duttt ... Duttt. 

"Alhamdulillah, sedikit lebih lega," ucap Zahirah, wajahnya tampak semringah. 

Beberapa menit kemudian mulas kembali datang, hingga berulang kali. Entah sudah beberapa kali Zahirah meledakkan bom lokal yang menciptakan kebauan yang maha dahsyat. Seandainya si Biru manusia, mungkin dia akan lari sekencang-kencangnya. 

"Waduhhhh ... sebentar lagi pukul 07.00 WIB. Aku harus sudah sampai di rumah Fitrah. Telat sedikit bisa ngamuk. Kalau Fitrah ngamuk bahaya, bakal mengacak-acak kotoran ayam," keluh Zahirah sambil membayangkan wajah datar Fitrah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun