"Wa'alaikum salam ...." ucap semua murid serempak, tak terkecuali Bu Zahra.Â
"Silakan masuk, Na!" perintah Bu Zahra.Â
"Terima kasih, Ibu. Maaf, saya terlambat. Soalnya...." Nania tidak melanjutkan kata-katanya. Ekspresi wajahnya mendadak berubah murung.Â
"Yasudah ... kamu duduk dulu, ya! Nanti kalau sudah tenang, kamu boleh bercerita pada ibu," perintah Bu Zahra dengan lembut, memberikan sedikit ketenangan kepada Nania.Â
Nania bergegas menuju kursi yang masih kosong. Seperti biasa Nania duduk di baris paling belakang. Lalu Nania bergabung dalam diskusi kelompok. Baru beberapa menit diskusi berjalan. Tiba-tiba anak-anak dikejutkan oleh dengkuran Nania yang keras.
Grookkkk ... grookkkk.Â
Semua mata tertuju pada Nania, yang sedang tertidur pulas. Melipat tangan di atas meja sebagai bantalan kepalanya.Â
"Waduh enak benar ya, si Nania. Kita sedang diskusi dia malah tertidur. Dikira lagi ngedongeng kali ya." celoteh Elang Musafir, ketua kelompok yang bertanggung jawab jalannya diskusi.Â
"Namanya juga Putri Tidur alias pelor," ucap Edap bernada nyinyir.
"Pelor? Apa itu?" tanya Sari Ayu polos.Â
"Nempel Molor."Â