Pratama
Mata Kuliah Ekonomi Makro
Dosen Pengampu : Pratiwi Subianto, S.E., M.E.
Mahasiswa Universitas Palangkaraya
Fakultas ekonomi dan Bisnis
Jurusan akuntansi
Kita mungkin sahari-hari tidak menyadari bahwa yang menentukan harga barang-barang tertentu adalah ekonomi makro seperti harga bawang, beras, minyak kendaraan bermotor, CPO sawit dan komoditas lainnya. Kita ambil contoh harga bawang merah, jika suatu negara melakukan impor bawang merah dan menstribusikannya ke pasar maka harga dipasar akan turun karena lebih tingginya penawaran dari pada permintaan. Tetapi dalam hal ini mengimpor suatu komuditas tertentu juga merugikan karena membuat para petani dan produsen lokal merugi karena harga komuditas dibawah pasaran biasanya.
Sebelum kita masuk kedalam konteks analis saham dengan menggunakan ekonomi makro. Disini akan sedikit menjabarkan apasih ekonomi makro itu ?. Ekonomi makro adalah salah satu cabang ilmu ekonomi yang mempelajari tentang perekonomian secara keseluruhan (Negara) yang mencakup Pendapatan nasional, pertumbuhan ekonomi, uang dan inflasi, pengangguran, pemerataan dan pembangunan dalam konteks perekonomian. Yang bertujuan untuk :
1.Meciptakan lapangan pekerjaan
2.Meninggkatkan output produksi dalam negeri
3.Menciptakan stabilitas ekonomi
4.Menyeimbangkan antara ekspor dan impor
5.Meratakan dan meningkatkan pendapatan masnyarakat
6.Mengendalikan inflasi
Sebelum kita menghubungkan antara saham dengan ekonomi makro kita harus memahami apasih saham itu ?. saham adalah surat bukti kepemilikan dari suatu perusahaan yang di perjual belikan kepada masnyarakat umum di bursa efek (pasar saham). Saham dapat di beli per LOT, satu LOT berisi serratus lembar saham. Saham digerakan oleh:
1.kondisi internal perusahaan
2.perekonomian negara dan dunia
3.fluktuasi nilai mata uang
4.Kebijakan pemerintah
5.Kondisi pasar saham
6.Faktor berita (viral)
Dan di atas udah dijelaskan secara singkat ya teman-teman pembaca yang cerdas. sekarang kita bakalan bahas apa iya ekonomi makro mempengaruhi komoditas pasar saham dan crypto di suatu negara ?, kita ambil contoh simple nya aja ya teman-teman misalkan di suatu negara terjadi inflasi sehingga mendorong Pemerintah melakukan kebijakan moneter dengan menaikan suku bunga acuan yang mengakibatkan para Investor saham dan crypto lebih memilih menyimpan uang nya di bank atau obligasi yang memilliki resiko yang rendah tetapi memiliki bunga yang tinggi akibat kenaikan suku bunga acuan. Hal tersebut mengakibatkan harga saham dan crypto mengalami penurunan yang drastis akibat kehilangan banyak investor. Tetapi hal tersebut bisa saja membuat SAHAM Bank naik drastis akibat kenaikan orang yang menabung uangnya di Bank.
Kita sebagai investor dan trader harus melakukan follow the trend dalam membeli saham. Sebagai contoh yang baru-baru ini terjadi Ketika pemerintah mengambil keputusan untuk WFH (work from Home) dimana banyak pekerja yang di PHK dan menyebabkan perekonomian UMKM serta Perusahan-Perusahan terpuruk . tetapi dalam hal ini negara memberikan bantuan BLT (bantuan langsung tunai) untuk menggerakan perekonomian dalam negeri dengan belanja domestic (dalam Negeri). Dalam hal ini kita sebagai investor atau trader dapat melihat kejadian ini sebagai hal yang ‘’BAIk’’ karena uang masnyarakat menengah ke atas mengalami kehilangan fungsi yang biasanya digunakan untuk liburan dan belanja-belanja pada waktu itu hanya di diamkan di-bank. Dan menyebabkan mereka mengalihkan fungsi uang tersebut untuk pembelian saham,crypto,forek, dan lain sebagainya. Yang berdampak pada kenaikan harga-harga pada pasar saham dan sebagainya.
Ekonomi makro yang di maksud dalam hal ini tidak hanya perekonomian pada satu negara tetapi juga perekonomian dalam konteks dunia sebagai contoh lagi kita bisa melihat perekonomian amerika yang terpuruk mengakibatkan crypto dan saham-saham besar mengalami penurunan yang sangat signifikan akibat dampak dari kebijakan pemerintah amerika yang menaikan suku bunga acuan mereka. Tetapi pada saat ini lah para investor harus mencari celah kapan entry ke dalam pasar agar dapat mengambil keuntungan dalam kejadian ini.
Beberapa kondisi fundamental Ekonomi makro yang mempengaruhi Harga saham
•Naik/turunya suku bunga yang dikeluarkan Bank sentral Amerika
•Naik/turunya suku bunga yang dikeluarkan Bank Indonesia
•Pendapatan domestik bruto
•Tingkat inflasi
•Banyak nya Pengangguran
•Naik turunnya nilai mata Uang Rupiah terhadap nilai mata Uang asing
•Kebijakan Pemerintah Yang bersifat nasional atau Global
Indikator-Indikator dalam ekonomi makro terhadap harga saham
Indikator ekonomi makro seperti PDB, inflasi, tingkat bunga dan nilai tukar mata uang. Dapat membantu para investor untuk meramalkan yang akan terjadi pada indek harga saham. Misalnya para investor memperkirakan Suku bunga Indonesia akan naik maka investor dapat mengmabil keputusan atau memperkirakan bahwa Harga Saham berkemungkinan besar akan turun Dan dari hal itu investor dapat membuat keputusan investasi yang menguntungkan pada masa yang akan datang.
jika tingkat inflasi mengalami penurunan maka hal ini merupakan pertanda baik bagi para investor. Penurunan laju inflasi akan berdampak pada menurunnya biaya produksi. biaya produksi yang rendah membuat jumlah permintaan meningkat yang akan berakibat pada meningkatnya penjualan. Hal ini akan berdampak pada pendapatan perusahaan bertambah yang menyebabkan investor tertarik untuk membeli saham perusahaan yang mengakibatkan harga per lembar saham meningkat.
Inflasi dapat terjadi jika permintaan lebih besar dari pada stok barang yang di tawarkan dapat juga akibat dari prenting uang yang berlebihan oleh suatu negara sehingga nilai uang nya menurun contohnya negara Zimbabwe yang mengalami inflasi terparah di-dunia akibat terlalu banyak printing money. dan ada banyak faktor lain yang menpengaruhi inflasi seperti Hutang, perang, kebijakan pemerintah yang salah, impor yang lebih besar dari ekspor, dan lain sebagainya.
Saran bagi para Investor yang baru mau mencoba atau sudah membeli tetapi masih bingung.
1.beli lah saham yang kalian pahami jangan ikut-ikutan ‘’orang lain’’. Lakukan analisis saham sebisa kalian jika kalian sudah yakin barulah kalian membeli saham tersebut tetapi jika kalian belum bisa analisis saham maka kalian dapat membeli Reksadana atau obligasi terlebih dahulu karena memiliki resiko yang jauh lebih rendah dari pada saham.
2.gunakan uang yang memang digunakan untuk ditabung atau memang sudah di alokasikan hanya untuk investasi.
3.Harus memiliki mental yang kuat dan percaya pada analis kalian
4.Investasi bukan cara menjadi cepat kaya tetapi jika kita investasi dari usia muda maka pada masa umur kepala 4 atau 5 kita sudah dapat menikmati hasil investasi kita dan tidak usah bekerja lagi
5.Harus bisa menajemen uang dengan baik usahakan sisihkan uang untuk investasi Ketika kita mendapat penghasil
Terimakasih bagi para pembaca telah membaca artikel yang saya tulis semoga Tulisan dapat bermamfaat bagi para pembaca sekalian dan dapat mendorong para pembaca menjadi salah satu investor saham.
“ banyak orang yang bermimpi untuk sukses, dan ada orang yang berusaha sangat keras untuk membuat mimpinya terjadi”
-Pratama
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H