Kita sebagai investor dan trader harus melakukan follow the trend dalam membeli saham. Sebagai contoh yang baru-baru ini terjadi Ketika pemerintah mengambil keputusan untuk WFH (work from Home) dimana banyak pekerja yang di PHK dan menyebabkan perekonomian UMKM serta Perusahan-Perusahan terpuruk . tetapi dalam hal ini negara memberikan bantuan BLT (bantuan langsung tunai) untuk menggerakan perekonomian dalam negeri dengan belanja domestic (dalam Negeri). Dalam hal ini kita sebagai investor atau trader dapat melihat kejadian ini sebagai hal yang ‘’BAIk’’ karena uang masnyarakat menengah ke atas mengalami kehilangan fungsi yang biasanya digunakan untuk liburan dan belanja-belanja pada waktu itu hanya di diamkan di-bank. Dan menyebabkan mereka mengalihkan fungsi uang tersebut untuk pembelian saham,crypto,forek, dan lain sebagainya. Yang berdampak pada kenaikan harga-harga pada pasar saham dan sebagainya.
 Ekonomi makro yang di maksud dalam hal ini tidak hanya perekonomian pada satu negara tetapi juga perekonomian dalam konteks dunia sebagai contoh lagi kita bisa melihat perekonomian amerika yang terpuruk mengakibatkan crypto dan saham-saham besar mengalami penurunan yang sangat signifikan akibat dampak dari kebijakan pemerintah amerika yang menaikan suku bunga acuan mereka. Tetapi pada saat ini lah para investor harus mencari celah kapan entry ke dalam pasar agar dapat mengambil keuntungan dalam kejadian ini.
Beberapa kondisi fundamental Ekonomi makro yang mempengaruhi Harga saham
•Naik/turunya suku bunga yang dikeluarkan Bank sentral Amerika
•Naik/turunya suku bunga yang dikeluarkan Bank Indonesia
•Pendapatan domestik bruto
•Tingkat inflasi
•Banyak nya Pengangguran
•Naik turunnya nilai mata Uang Rupiah terhadap nilai mata Uang asing
•Kebijakan Pemerintah Yang bersifat nasional atau Global
Indikator-Indikator dalam ekonomi makro terhadap harga saham