Mohon tunggu...
Tamam irawan
Tamam irawan Mohon Tunggu... Jurnalis - Teman Menulis

Memulai Perubahan Besar Dari Hal Yang Paling Sederhana

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sayang Sekali, karena Akulah Tokoh Utamanya

24 Juli 2024   10:23 Diperbarui: 24 Juli 2024   10:40 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kerei, yang sebenarnya masih khawatir, siapa kah Si Tengah hingga penulis ini dapat mengalahkan naga hanya dengan sebilah pena, ia belum jauh mengenalnya. Ia dilanda penarasan hebat. Selagi bulan tertawa dibercandai laut.

"Kamu pasti bertanya-tanya bagaimana aku dan penaku mengalahkan naga. Aku bisa melihat dari raut wajahmu"

Kerei terkejut Si Tengah seakan dapat membaca pikirannya. Tapi ia tidak dapat mengelak, ia memang penasaran.

"Aku juga sudah memutuskan tidak mengikuti perburuan itu. Jadi aku tinggal di rumah sementara kedua saudaraku berangkat bersama 5 kesatria lainnya."

"Tapi tiba-tiba ada yang menggerakkan tubuhku. Hati pun menambahkan bahwa kaulah yang harus mengalahkan Si Naga. Tapi bagaimana caranya? Aku tidak bisa mengayunkan pedang! Yang kutahu hanya menulis, menulis, dan menulis."

"Tapi aku tetap berangkat, pena yang biasa menemani ku masukan saku, aku merasa pena itulah yang hanya bisa kupercaya saat itu. Semua terjadi begitu cepat; aku tiba, Sang Naga mengayun kan cakar, aku maju dengan pena terhunus menangkis serangannya."

Kerei terkesiap, sorot suaminya ini tidak ada kebohongan sama sekali. Si Tengah sudah memenangkan hatinya sejak saat itu. Saat mereka berdua berdir di balkon bermandikan cahaya matahari melalui bulan.

"Saat ini..." kata Si Tengah menggantung.

"... yang aku yakini mengapa aku bisa mengalahkan naga itu, karena memang akulah tokoh utama dalam cerita ini.

Aku tidak pandai memanah seperti adikku, kelihaian kakak dalam bermain tombak bukanlah lawan senang. Tapi aku, akulah tokoh utama dalam kisah ini. Hingga sekarang aku bersamamu di balkon ini, aku rasa memang inilah skenario yang telah ditentukan-Nya"

Kerei terpesona, sekarang ia telah mengetahui alasan kuat untuk mencintai lelaki di sampingnya ini. Dan ketika mereka berdua berpelukan di penghujung malam. Bulan dan laut juga sudah akan mengakhiri perbincangan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun