"Sini hapenya. Saya buatin," katanya lagi. Busyet. Sabar dan telaten sekali ngajarinnya. Tiba-tiba saya merasa sedang duduk di dalam kelas, haha. Begitulah. Saya berhasil punya instagram. Dasar gaptek, sampai sekarang masih bingung 100% menggunakannya.
Setelah beres ia pamit menemui mbak Avy.
Saya mengekor di belakangnya. Sejak awal sosok itu memang sedang saya cari-cari. Tetapi tak jua ketemu. Ternyata posisi Mbak Avy berada di sudut stand pojok. Media Center namanya. Pantas saja tak ketemu-ketemu. Beberapa kompasianer sudah stand by di situ. Mbak Avy meminta saya mengisi daftar. Ruang Media Center lambat laun sesak. Blogger mulai bermunculan.
Saya pun kembali terlibat obrolan panjang. Berbagi pengalaman sesama blogger. Beragam juga hobi mereka.
"Saya sih senang menulis topik wisata," kata seorang Kompasianer, Mas Teguh. Ia datang jauh-jauh dari Pandaan. Wajar juga. Namanya juga hobinya jalan-jalan. Selaras dengan tiap topik tulisannya. Wisata.Â
"Saya terjebak. Ini kok Blogger Kompasiana semua sih??" kata Candra sembari terkekeh. Seorang Blogger dari Detik.com. Sementara itu, Mbak Avy tetap sibuk dengan urusannya. Mendaftar kompasianer yang datang.
Serunya emang di sini. Terutama karena ada moment lomba Kebab Raafi. Keceriaan memancar ke segala arah dari Media Center.
Ya. Galak sekali mereka kalo sudah bikin acara-acara. Tanpa kegalakan mereka, Kompasiana bakal bak kuburan tengah malam. Banyak penghuninya. Banyak tulisannya. Tapi tak saling berinteraksi. Tak saling tukar ucap dan pengalaman. Tak saling berbagi wawasan dan salaman.