Mohon tunggu...
Tamam Malaka
Tamam Malaka Mohon Tunggu... social worker -

pejalan yang menyukai sunyi tetapi pun menyenangi keramaian alam pikir umat manusia

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kompasianer Galak di PPI (Jadi Mikir Ulang Ngompasiana)

8 Agustus 2015   12:40 Diperbarui: 8 Agustus 2015   12:44 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Sini hapenya. Saya buatin," katanya lagi. Busyet. Sabar dan telaten sekali ngajarinnya. Tiba-tiba saya merasa sedang duduk di dalam kelas, haha. Begitulah. Saya berhasil punya instagram. Dasar gaptek, sampai sekarang masih bingung 100% menggunakannya.

 

Setelah beres ia pamit menemui mbak Avy.

Saya mengekor di belakangnya. Sejak awal sosok itu memang sedang saya cari-cari. Tetapi tak jua ketemu. Ternyata posisi Mbak Avy berada di sudut stand pojok. Media Center namanya. Pantas saja tak ketemu-ketemu. Beberapa kompasianer sudah stand by di situ. Mbak Avy meminta saya mengisi daftar. Ruang Media Center lambat laun sesak. Blogger mulai bermunculan.

Saya pun kembali terlibat obrolan panjang. Berbagi pengalaman sesama blogger. Beragam juga hobi mereka.

"Saya sih senang menulis topik wisata," kata seorang Kompasianer, Mas Teguh. Ia datang jauh-jauh dari Pandaan. Wajar juga. Namanya juga hobinya jalan-jalan. Selaras dengan tiap topik tulisannya. Wisata. 

"Saya terjebak. Ini kok Blogger Kompasiana semua sih??" kata Candra sembari terkekeh. Seorang Blogger dari Detik.com. Sementara itu, Mbak Avy tetap sibuk dengan urusannya. Mendaftar kompasianer yang datang.

Di situ juga ada bu guru, Mbak Nurhasanah. Lalu muncul kang Syam. Membawakan buku RTC. Mantab.

Serunya emang di sini. Terutama karena ada moment lomba Kebab Raafi. Keceriaan memancar ke segala arah dari Media Center.

Lalu, siapa yang saya maksud Kompasianer galak? Ya siapa lagi kalo bukan Mbak Kartina, Mbak Avy, Kang Syam, Mbak Nur and the gank?

Ya. Galak sekali mereka kalo sudah bikin acara-acara. Tanpa kegalakan mereka, Kompasiana bakal bak kuburan tengah malam. Banyak penghuninya. Banyak tulisannya. Tapi tak saling berinteraksi. Tak saling tukar ucap dan pengalaman. Tak saling berbagi wawasan dan salaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun