Mohon tunggu...
Tamam Malaka
Tamam Malaka Mohon Tunggu... social worker -

pejalan yang menyukai sunyi tetapi pun menyenangi keramaian alam pikir umat manusia

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

"Soul Leadership" ala Risma

2 April 2015   11:03 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:38 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Intonasi Risma memang terdengar berapi-api, lantang, dan tanpa tedeng aling-aling. Tetapi sebenarnya yang paling membuat tercekat adalah konten yang diucapkannya. Begitu vulgar dan realistis dengan keadaan batin yang paling dirasakan oleh generasi yatim dan dhuafa tersebut. Kondisi di mana mereka selalu merasa malu dan minder. Merasa diri mereka sebagai pihak yang dipersepsikan orang sebagai yang paling lemah dan bodoh. Hidup dari hasil kedermawanan orang lain. Dan sisi itulah yang mungkin sedang ingin disentak Risma. Agar rasa percaya diri mereka bangun, dan mau bertempur dengan kehidupan nyata.

[caption id="attachment_407163" align="aligncenter" width="470" caption="pribadi"]

1427947296787998332
1427947296787998332
[/caption]

Soul Leadership
Penampilan Risma kali itu sungguh mengejutkan saya. Betapa tidak, Risma mampu memainkan performance dengan sangat baik. Di satu kesempatan, ia begitu lantang dan berkobar, di kali lain ia begitu hangat dan peduli. Tak saya sangka, Risma diam-diam bakat jadi trainer yang dahsyat.

14279473331817078573
14279473331817078573

Tetapi satu hal penting, berada di hadapan anak yatim dan dhuafa tersebut, sosok Risma sebagai walikota sama sekali tidak kelihatan. Bagi anak-anak yang belum mengenal Risma, mungkin Risma dianggap tidak jauh beda dengan ibunya, mbaknya, atau bahkan gurunya sendiri. Risma datang tanpa protokoler formal. Ia juga memakai kaos berkrah. Terlalu biasa untuk dilihat. Wajar, ia mampu membangun hubungan emosional yang cepat dengan mereka. Performance-nya yang sederhana, makin melunturkan kesan elitis, dan wibawa sebagai elite pejabat di hadapan anak-anak.

Bahkan, ketika diberi kesempatan bertanya, anak-anak tak sungkan menanyakan hal-hal yang tampaknya konyol untuk ditanyakan. “Bu, saya kan suka males belajar, apa ada cara menghilangkannya Bu?” tanya seorang anak. Ada juga yang bertanya jika ingin jadi walikota itu bagaimana. Tetapi reaksi Risma yang respek justru menjadikan beberapa anak maju ke depan mau ikutan bertanya sesuatu.

Soul leadership, barangkali itulah kalimat yang tepat saya sematkan pada model kepemimpinan seorang Risma. Ia bukan hanya mampu memberikan respek, apresiasi, dan kepedulian, tetapi juga ia terlebih dahulu menerapkan ke dalam dirinya sendiri. Ketika ia bicara di hadapan anak-anak yatim dan dhuafa, ia memosisikan dirinya sama saja dengan mereka. Baik bajunya, pengalamannya, dan apa yang dirasakan oleh mereka.

14279473481887638361
14279473481887638361

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun