Mohon tunggu...
Agung Soni
Agung Soni Mohon Tunggu... wiraswasta -

Bismillah...Alhamdulillah Wa syukurillah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Dari Limbah Lumpur Sidoarjo Menjadi Emas untuk Indonesia

11 September 2016   10:11 Diperbarui: 11 September 2016   10:54 981
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : Dokumen Mba Yani pribadi

Ada teknologi cairan penyejuk untuk wanita berhijab. Karena biasanya wanita berjilbab sering merasa gerah apalagi pada cuaca dan iklim tropis, cairan tersebut bila dioleskan ke tengkuk leher perempuan, akan berasa sejuk. “Saya sangat tertarik dengan penemuan itu. Saya dekati dan sedikit saran saya buat mereka, kalau saya jadi modelnya, mau kok… ha ha ha…saya dikasih dan diuji coba juga. Beneran berasa sejuk..” tutur Mba Yani.

Sumber foto : Dokumen Mba Yani pribadi
Sumber foto : Dokumen Mba Yani pribadi
Masih banyak penemuan-penemuan lain yang hebat. Sempat terpikir minder juga melihat kehebatan mereka. Saatnya para penguji dan juri mendatangi meja Indonesia.

Ini penemuan sederhana dan semua orang awam akhirnya jika sudah disosialisasikan bisa memproduksi paving berbahan dasar limbah batu bara dengan mudah. Kehebatannya adalah teknologi kami bisa mengubah dari limbah berbahaya beracun menjadi bahan yang bermanfaat dan ramah lingkungan. Cost nya juga rendah bila dibandingkan dengan paving berbahan batu kapur. Waktu produksinya juga lebih cepat dan tahan lama.”

Mba Yani tidak berharap terlalu banyak dalam event ini. Namun yang lucu, saat selesai penjurian, seorang panitia menghampiri Mba Yani. “Bu, selamat. Anda mendapatkan medali emas”. Mba Yani yang belum “ngeh” sama sekali masih bingung dengan medali emas. Seorang peserta lomba dari Negara lain mendekati Mba Yani, mengucapkan selamat dan menyebut kalau penemuan ini menjadi nomor satu.

Sumber foto : Dokumen Mba Yani pribadi
Sumber foto : Dokumen Mba Yani pribadi
Disitulah baru Mba Yani paham. Naik ke panggung dengan perasaan campur aduk, Antara haru, bangga, ingin nangis rasanya, bingung menerima medali emas yang tidak pernah Mba Yani sangka-sangka sebelumnya.

“Medali emas saya persembahkan buat Indonesia, juga buat kampus ITS, buat anak-anak didik saya yang tiada kenal lelah melakukan percobaan dan menekuni geopolimer."

Sedikit sumbangsih saran buat dunia pendidikan di Indonesia adalah melihat kecanggihan dan pemikiran anak-anak SMP dari Negara lain yang sudah berhasil bisa menemukan banyak penemuan membuat Indonesia rasanya masih tertinggal jauh dalam pendidikan. Perlu adanya terobosan pendidikan agar kelak anak SMP kita juga sudah bisa tampil dalam event berskala internasional semacam ini dan tanpa malu-malu bisa unjuk gigi memperlihatkan penemuannya pada juri-juri dari seluruh dunia.

Semoga impian kita, dan impian anak bangsa bisa tercapai.

Salam Kompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun