Mohon tunggu...
Agung Soni
Agung Soni Mohon Tunggu... wiraswasta -

Bismillah...Alhamdulillah Wa syukurillah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Majalah Femina Ingatkan Waspadai Kuis Foto Anak Online

2 Mei 2015   21:52 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:26 562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Majalah Femina terbaru edisi No. 18/XLIII 2-8 Mei 2015 menurunkan laporan khas yang tidak biasa. Mengapa saya menyebutnya tidak biasa? Karena topik dan pembahasannya sangat menggetarkan bahasa kalbu saya, eh ada yang salah ya? maaf ..iya betapa tidak menggetarkan buat saya? Itu tema yang saya pernah angkat di Kompasiana lewat artikel yang juga sama hangatnya. Mengingatkan orang tua untuk berhati-hati saat mengunggah foto anak di sosial media demi kepentingan lomba foto anak balita online.

[caption id="attachment_414533" align="aligncenter" width="386" caption="arsip pribadi"][/caption]

Isi di Majalah Femina jelas bernas gizinya untuk orang tua karena meliput dan merangkum opini para pakar seperti Pak Donny Budhi Utoyo dan Ibu Nessi Purnomo, Psi Msi seorang psikolog anak dan keluarga.

[caption id="attachment_414538" align="aligncenter" width="302" caption="Donny Budhi Utoyo ( dari www.sekolnet.blogspot.com )"]

1430578214741309230
1430578214741309230
[/caption]

Nama Donny Budhi Utoyo tidak lepas dari aktivitas beliau sebagai Direktur Eksekutif dan  penggiat internet sehat di ICT Watch. Sejarah perjalanan aktivitas Donny sebagai aktivis gerakan internet sehat cukup panjang. Donny menerima penghargaan “Fellow of Social Entrepreneur” dari Ashoka Foundation, Washington D. C. pada tahun 2010 atas dedikasinya ini. Donny juga giat memberi mata kuliah untuk bidang-bidang e-Business, Digital Media, Cyber Journalism dan Media Technology Development di sejumlah perguruan tinggi seperti Universitas Bina Nusantara, Universitas Pelita Universitas Pelita Harapan, Universitas Paramadina, dll.

Ada saran menarik dari Donny Budhi Utoyo yang saya kutip dari Majalah Femina, "Foto balita sedang mandi mungkin dianggap lucu dan membuat tersenyum. Namun di ranah online, ada jenis orang yang punya kecenderungan pedofilia, foto tersebut bisa menimbulkan masalah"

"Bisa-bisa anak Anda menjadi target mereka," jelas Donny yang pernah ikut terlibat tim kepolisian dalam memecahkan kasus pedofil di Surabaya, tahun 2013 lalu.

Belum cukup serem ya untuk menyadari betapa berbahayanya mengunggah foto anak balita di media sosial secara sembarangan dan tanpa pertimbangan masak-masak?

Simak pengalaman artis presenter cantik Melaney Ricardo (34) yang pernah menjadi korban.


Ada seorang pedofil yang membuat akun facebook sama persis dengan Melaney dan penjahat pedofil itu mengambil foto-foto di album Melaney, biodata dan nama lengkap Melaney untuk menipu ibu-ibu.

Pedofil ini menawari ibu-ibu untuk ikut lomba foto anak yang dibuatnya. Dengan tema "Mandi". Parahnya ia meminta orang tua mengirimkan foto anak dalam keadaan telanjang dengan posisi mengangkang.

Sudah sungguh keterlaluan bila kejahatan pedofil seperti ini merajalela di dunia maya termasuk di Facebook dan Instagram, dan orang tua terutama ibu-ibu muda tergiur mengikuti lomba seperti ini demi kepuasan nafsu orang tua dan kebanggaan semu mereka.

Belum lagi modus kejahatan penculikan anak yang mengintai kehidupan sosial anak kita setiap saat.

Lain lagi penuturan dari Ibu Nina Susilo seorang blogger dari Jakarta yang opininya juga masuk dalam line khusus liputan khas ini. Ibu Nina pernah menangkap keanehan dari sebuah fanpage di Facebook sebagai penyelenggara kontes foto anak. Ia menyebut kan fanpage tersebut memuat foto anak kawannya yang sudah diambil dan dipost di wall pribadi kawannya itu beberapa tahun lalu.  Nah, setelah dichek kepada kawannya itu, terungkap kalau kawannya itu tidak pernah mengirimkan foto anaknya ke fanpage tersebut. Fanpage itu sudah mencuri foto anak kawannya Ibu Nina Susilo dengan tujuan agar kesannya lomba foto tersebut ramai diikuti banyak netizen.

Wah, sebegitunya niat banget mau melariskan kontes abal-abal.

Jelas sekali, dari penuturan yang dipaparkan dalam Majalah Femina ini membuat saya bergidik !

Ngeri , kalau foto anak diumbar semaunya buat ikutan lomba yang belum jelas. ( Wah, sekali lagi ini bukan omongan saya sendiri ya, dan jangan sebut kalau resiko bahaya buat anak sangat kecil...)

Saran dari Donny sebagai pemerhati Internet Sehat dengan memperhatikan keselamatan anak untuk mengikutkan lomba foto anak di sosial media adalah

1. Orang tua harus mengechek "siapa" penyelenggara lomba.

Caranya dengan melihat kolom "about us" atau "tentang" di sebuah website dan menelusuri lebih lanjut nomor kontak dan alamatnya. Memang agak sedikit ribet, tapi ini lebih aman daripada orang tua terjerumus dalam permainan lomba abal-abal.

2. Orang tua harus paham terms and conditions ( Syarat dan Ketentuan) ketika akan mengunggah foto anak di media sosial. Karena demi privasi dan hak anak untuk tetap anonim di dunia maya harus tetap terjaga.

3. Pastikan Penyelenggara Lomba Foto Anak di dunia maya kredibel, bukan abal-abal.

Ini semua menyangkut keselamatan anak. "Sekarang ini Percaya saja tidak cukup. sebisa mungkin harus ada perjanjian tertulis. Penyelenggara harus bisa menjamin foto dan data peserta aman. Jika ortu keberatan, ortu bisa menarik foto dan data dari server penyelenggara", jelas Donny.

4. Memilih Keselamatan Anak di atas segalanya.

"Jika tampak persyaratan yang tidak wajar sebaiknya ortu berpikir ulang. Kalau merasa ragu, lebih baik jangan ikut. Apalagi bila penyelenggara meminta anak kita baik laki-laki atau perempuan bergaya sedang mandi, sebaiknya jangan," kata Nessi, seorang ahli anak yang cukup lama malang melintang di dunia psikologi anak.

[caption id="attachment_414536" align="aligncenter" width="609" caption="arsip pribadi"]

14305780351529501427
14305780351529501427
[/caption]

Buat saya, pesan dari Majalah Femina cukup jelas dan gamblang buat orang tua. Dan perlu saya jelaskan disini, saya sama sekali tidak memiliki kepentingan apapun dengan lomba foto anak yang abal-abal. Tidak ada maksud buruk saya menjelek-jelekkan atau memfitnah. Murni, agar para orang tua tidak menghambur-hamburkan uang dan menjerumuskan anak mereka dalam sebuah bahaya lebih dalam.

Semua saya tulis murni untuk mengingatkan warga masyarakat tidak terjerumus dalam lomba foto anak balita abal-abal yang akhirnya merugikan anak dan masa depannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun