Pedofil ini menawari ibu-ibu untuk ikut lomba foto anak yang dibuatnya. Dengan tema "Mandi". Parahnya ia meminta orang tua mengirimkan foto anak dalam keadaan telanjang dengan posisi mengangkang.
Sudah sungguh keterlaluan bila kejahatan pedofil seperti ini merajalela di dunia maya termasuk di Facebook dan Instagram, dan orang tua terutama ibu-ibu muda tergiur mengikuti lomba seperti ini demi kepuasan nafsu orang tua dan kebanggaan semu mereka.
Belum lagi modus kejahatan penculikan anak yang mengintai kehidupan sosial anak kita setiap saat.
Lain lagi penuturan dari Ibu Nina Susilo seorang blogger dari Jakarta yang opininya juga masuk dalam line khusus liputan khas ini. Ibu Nina pernah menangkap keanehan dari sebuah fanpage di Facebook sebagai penyelenggara kontes foto anak. Ia menyebut kan fanpage tersebut memuat foto anak kawannya yang sudah diambil dan dipost di wall pribadi kawannya itu beberapa tahun lalu. Â Nah, setelah dichek kepada kawannya itu, terungkap kalau kawannya itu tidak pernah mengirimkan foto anaknya ke fanpage tersebut. Fanpage itu sudah mencuri foto anak kawannya Ibu Nina Susilo dengan tujuan agar kesannya lomba foto tersebut ramai diikuti banyak netizen.
Wah, sebegitunya niat banget mau melariskan kontes abal-abal.
Jelas sekali, dari penuturan yang dipaparkan dalam Majalah Femina ini membuat saya bergidik !
Ngeri , kalau foto anak diumbar semaunya buat ikutan lomba yang belum jelas. ( Wah, sekali lagi ini bukan omongan saya sendiri ya, dan jangan sebut kalau resiko bahaya buat anak sangat kecil...)
Saran dari Donny sebagai pemerhati Internet Sehat dengan memperhatikan keselamatan anak untuk mengikutkan lomba foto anak di sosial media adalah
1. Orang tua harus mengechek "siapa" penyelenggara lomba.
Caranya dengan melihat kolom "about us" atau "tentang" di sebuah website dan menelusuri lebih lanjut nomor kontak dan alamatnya. Memang agak sedikit ribet, tapi ini lebih aman daripada orang tua terjerumus dalam permainan lomba abal-abal.
2. Orang tua harus paham terms and conditions ( Syarat dan Ketentuan) ketika akan mengunggah foto anak di media sosial. Karena demi privasi dan hak anak untuk tetap anonim di dunia maya harus tetap terjaga.