3. Pastikan Penyelenggara Lomba Foto Anak di dunia maya kredibel, bukan abal-abal.
Ini semua menyangkut keselamatan anak. "Sekarang ini Percaya saja tidak cukup. sebisa mungkin harus ada perjanjian tertulis. Penyelenggara harus bisa menjamin foto dan data peserta aman. Jika ortu keberatan, ortu bisa menarik foto dan data dari server penyelenggara", jelas Donny.
4. Memilih Keselamatan Anak di atas segalanya.
"Jika tampak persyaratan yang tidak wajar sebaiknya ortu berpikir ulang. Kalau merasa ragu, lebih baik jangan ikut. Apalagi bila penyelenggara meminta anak kita baik laki-laki atau perempuan bergaya sedang mandi, sebaiknya jangan," kata Nessi, seorang ahli anak yang cukup lama malang melintang di dunia psikologi anak.
[caption id="attachment_414536" align="aligncenter" width="609" caption="arsip pribadi"]
Buat saya, pesan dari Majalah Femina cukup jelas dan gamblang buat orang tua. Dan perlu saya jelaskan disini, saya sama sekali tidak memiliki kepentingan apapun dengan lomba foto anak yang abal-abal. Tidak ada maksud buruk saya menjelek-jelekkan atau memfitnah. Murni, agar para orang tua tidak menghambur-hamburkan uang dan menjerumuskan anak mereka dalam sebuah bahaya lebih dalam.
Semua saya tulis murni untuk mengingatkan warga masyarakat tidak terjerumus dalam lomba foto anak balita abal-abal yang akhirnya merugikan anak dan masa depannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H