Mohon tunggu...
Takas T.P Sitanggang
Takas T.P Sitanggang Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mantan Jurnalist. Masih Usahawan

Menulis adalah rasa syukurku kepada Sang Pencipta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Seekor Kumbang yang Jatuh Cinta

4 Februari 2016   11:31 Diperbarui: 4 Februari 2016   14:37 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti ada petir yang menyambarku berkali-kali. Aku terhuyung ditiup angin lalu terjerat jaring yang menjuntai di celah-celah kaca jendela. Tak sanggup aku melepaskan diri dari benang-benang halus yang merekati badanku ini. 

Seekor laba-laba datang. Lalu mencengkramku. Buru-buru dia melilit seluruh tubuhku dengan benang-benang halus yang menjalar dari duburnya. Nafasku tersendat-sendat. Udara terasa menjauh. Laba-laba itu menusuk perutku dengan dua taringnya secara membabi-buta dan menghisap seluruh tenagaku tanpa henti. Tubuhku melemas. Sinar mataku meredup. Samar-samar kulihat dari celah jendela kelas yang tembus pandang ke taman, sekuncup bunga mawar merah sedang memekar. Aku mengernyit. Mawar merah itu mirip sekali dengan wajahmu, kembang Mutiara. Kukerjap-kerjapkan mata menajamkan pandangan. Itu memang wajahmu! Yang memekar itu memang dirimu! Tak keliru aku mengibaratkanmu sebagai kembang, karena Sang Pencipta pun berpikir demikian. Kini kau ditakdirkan menjadi mawar. (*)

Gambar: (m.pulsk.com) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun