Mohon tunggu...
Tajun Nashr
Tajun Nashr Mohon Tunggu... -

Pengajar di Pondok Pesantren Maskumambang, berminat di bidang Pendidikan, sejarah dan Hukum Islam. Selain itu tercatat sebagai mahaiswa Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya dan Aktivis KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) Daerah Surabaya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ia bukan Pernyataan Penyair

23 Mei 2016   12:52 Diperbarui: 23 Mei 2016   12:55 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 “Tidak pernah!”

 “kalian mengatakan bahwa yang dikatakan Muhammad itu adalah syair. Apakah kalian pernah melihat Muhammad membuat syair?”

 “Tidak!”

 “Kalian mengatakan bahwa Muhammad itu pendusta. Apakah kalian pernah mengetahui Muhammad berduta?”

 “Demi Tuhan, ia tidak pernah sekali pun berdusta”

 Mereka balik bertanya kepada Walid, “Kalau demikian adanya, lantas apa sejatinya yang diucapkan oleh Muhammad?”

  Walid bin Mughirah terdiam dan kebingungan. Dia meminta waktu untuk  berpikir dan menyendiri. Jujur dia saat itu sebenarnya sudah 'mentok'  kehabisan akal dan pusing tuduhan apa yang harus disematkan kepada Nabi  agar orang-orang menjauh darinya, dan akhirnya dia pun menemukan kata  sihir sebagai hal yang menurutnya paling mendekati, karena menurut dia  kata-kata yang diucapkan Nabi bisa membuat anak berpisah dari ayahnya,  suami dari istrinya dan budak dari majikannya karena salah seorang dari  mereka masuk islam.

 Sungguh ini menunjukkan bukti kekalahan  telak mereka, karena tidak mampu melawan kemu'jizatan Al-Qur'an yang  sudah sangat jelas tadi maka mereka pun seakan kehilangan logika dan  menggunakan cara kotor dengan menyebarkan tuduhan-tuduhan keji yang  disematkan kepada Nabi kita yang mulia.

 Kisah di atas digambarkan dengan rinci dalam Al-Qur'an surat Al-MUddatsir ayat 11 - 30.

  Begitulah gambaran orang-orang yang bermental lemah dan ringkih, yang  tidak mau mengakui kebenaran yang terang benderang. Berbagai upaya  mereka tempuh guna 'menjinakkan' Nabi -shallallahu 'alahi wa sallam- dan  para pengikutnya. Mulai dari cara dan bujukan halus berupa harta, tahta  dan wanita sampai kepada cara-cara keras dan kasar berupa tindakan  penganiayaan fisik maupun embargo ekonomi untuk Bani Hasyim.

  Namun Nabi -shallallahu 'alahi wa sallam- tetap tidak mau bergeming dan  hanya akan menyerah ketika mereka mampu menjawab tantangan berupa  mendatangkan perkataan yang bisa menyamai Al-Qur'an.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun