"Denny, Jones, periksa sekeliling, mungkin masih ada yang bisa kita selamatkan!" Ryan berteriak kepada rekan-rekannya di sekitarnya, mencoba mengalihkan pikirannya dari pertanyaan yang mengganggu.
Tapi sementara rekan-rekannya sibuk mencari, Ryan tetap terpaku pada tubuh Rena. Dia mengingat saat Aleta menanyakan gadis ini.
Setelah beberapa saat, Ryan mengambil keputusan. Dia tahu apa yang harus dilakukan. Dia menjangkau radio di pinggangnya.
"Kapten, kami menemukan seorang korban. Butuh bantuan di lokasi saya. Segera."
***
Perjalanan ke rumah sakit terasa seperti satu abad yang berlalu. Setiap langkah membawanya lebih dalam ke dalam pertimbangan yang membuatnya bingung. Apakah dia harus memberitahu Aleta tentang Rena?
Dia tiba di depan pintu rumah sakit, tetapi ragu masih menyelimuti hatinya. Dia memasuki bangunan itu, mencari jawaban di antara kebisingan dan keheningan.
"Dia di mana?" Suara Aleta menusuk pikirannya begitu dia melihatnya di lorong, matanya penuh harap.
Ryan menelan ludah, mencoba mengatur kata-kata yang tepat.
"Aleta... ada sesuatu yang harus kita bicarakan."
Aleta menatap kekosongan, bibirnya bergetar tanpa suara. Matanya terus menatap ke arah Sergeant Ryan, mencari kebenaran yang tidak dapat diubah. Tubuhnya gemetar, tidak mampu memproses berita yang dihadapinya.