Mohon tunggu...
Tabrani Yunis
Tabrani Yunis Mohon Tunggu... Guru - Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Hadiah Harian Kompas

30 Januari 2022   22:15 Diperbarui: 30 Januari 2022   22:20 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentu saja bukan sekadar bahagia karena tulisan berhasil dimuat di rubrik Opini Kompas saat itu, namun kebahagiaan lain adalah ketika tulisan itu menjadi bahan perbincangan pembaca, yang bila melihat isi tulisan adalah tulisan yang berani mengeritik beberapa pihak, terutama terhadap Wakil Presiden, Yusuf Kala yang saat itu mengatakan soal guru seperti buruh. Sontak saja, kalau tulisan itu menjadi tulisan yang bernas dan membanggakan. 

Apalagi tulisan tersebut menjadi rujukan bagi banyak orang. Keindahan itu semakin membahagiakan. Dengan demikian, maka benarlah bahwa kegiatan menulis itu banyak sekali hikmahnya. Menulis, bukan hanya mendatangkan uang, tetapi jauh dari itu adalah kepuasaan batin yang bernilai lebih dari pada uang. Apalagi honor yang dibayar oleh Harian Kompas saat itu, bisa 10 kali lipat dibandingkan dari honor yang dibayar oleh koran atau surat kabar lokal.

Nah, sehubungan dengan kedatangan pesan WA dari Harian Kompas di awal tulisan ini adalah salah satu hikmah dari kegiatan menulis yang penulis geluti sejak tahun 1989 hingga kini. Tidak salah bila orang bijak berkata, Apa yang anda petik hari ini adalah hasil dari apa yang anda tanam di masa lalu. Selamat berbahagia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun