Mohon tunggu...
Tabrani Yunis
Tabrani Yunis Mohon Tunggu... Guru - Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Menggerakkan Guru Berperan Aktif Membangun Gerakan Literasi di Tengah Keprihatinan dan Kegalauan

1 Desember 2021   21:40 Diperbarui: 2 Desember 2021   08:26 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kenyataan ini  di dunia kampus terlihat banyak mahasiswa yang jarang membaca dan menulis. Bukan hanya mahasiswa yang jarang menulis, tetapi juga kebanyakan dosen. Padahal, di era digital ini, di mana kita sudah masuk dalam era industry 4.0 yang penuh tantangan dan besarnya peluang apabila kita menguasai  data,  akan sangat menguntungkan kita dalam mengolah dan menggunakan data tersebut. Penguasaan data informasi yang cukup, hanya dimiliki oleh orang-orang yang memiliki kemampuan litarasi yang tinggi.

Namun, harus diingat pula bahwa literasi bukan hanya membaca, tetapi lebih dari itu adalah kemampuan untuk mengetahui, mengidentifikasi, menganalsis, hingga mencari solusi terhadap masalah hidup yang lebih baik. 

Tingkat literasi masyarakat kita semakin rendah, kita meninggalkan semua sumber bacaan yang lengkap, seperti di perpustakaan di sekolah, di Universitas dan juga di perpustakaan-perpustakaan lain. Inilah gambaran keprihatinan dan kegalauan kita terhadap persoalan rendahnya minat membaca.

Melihat kondisi demikian, kita tidak cukup dengan hanya prihatin dan bersedih. Ini bukan masalah pribadi, tetapi masalah bangsa, masalah kewajiban negara dan bangsa. Oleh sebab itu, idealnya semua pihak mau bergerak membangun kemampuan literasi anak negeri. Semua orang bisa berperan. Bukan hanya guru, tetapi juga orang orang tua di rumah, masyarakat dan pemerintah harus bersinergi secara serius, konsisten dan berkelanjutan.

Lalu bagaimana dengan guru di sekolah? Tentulah guru bisa berperan lebih aktif di sekolah, walau tanggung jawab pertama dan utama ada di dalam keluarga. Namun, guru sebagai insan pendidikan yang selalu dekat dengan peserta didik di kelas dan juga di luar kelas, bahkan bisa lebih intens melakukan kegiatan-kegiatan literasi di sekolah. Sangat banyak cara yang bisa dilakukan oleh guru. Namun sangat penting didukung pihak sekolah dan pihak Dinas Pendidikan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota. 

Kegiatan literasi di sekolah, tentu tidak cukup dengan hanya melakukan aksi kampanye, mengajak anak membaca, tetapi harus sekalian memfasilitasi anak dengan bahan-bahan bacaan yang menarik serta kegiatan-kegiatan literasi yang bervariasi.  

Untuk itu keterlibatan guru dalam membangun gerakan literasi menjadi sangat penting dan menjadi momentum untuk membangun gerakan literasi di tengah keprihatinan dan kegalauan akan masa depan generasi bangsa di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun