Dan tak pernah terganti
Banda Aceh, 20 Mai 2005
Ada fenomena yang tidak biasa penulis alami. Setiap kali melihat laut, selalu saja muncul pertanyaan-pertanyaan yang bertanaya di mana anak-anak dan istriku. Bahkan aku pernah menangis ketika naik kapal laut kala menatap laut. Lebih parah lagi, penulis ikut membenci laut, padahal laut tidak pernah berbuat salah pada kita. Agar rindu dan rasa marah tidak meluap menjadi sesuatu yang membahayakan diri, maka penulis menuangkannya dalam beberapa untaian kata.
Pada Gumpalan Pasir Putih di Babah dua
Pada gumpalan pasir putih di babah dua
Ku ceritakan tentang luka menganga,
Tatkala  laut murka menerjang
ombak  dan gelombang menerkam alam
membawa serta nan ku cinta
Pada pasir putih nan ditampar-tampar gelombang di babah dua
ku mengadu tentang gelombang pasang membawa hilang