Mohon tunggu...
Tabrani Yunis
Tabrani Yunis Mohon Tunggu... Guru - Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Surat Cinta Buat Penguasa Negeri

25 Oktober 2015   19:36 Diperbarui: 25 Oktober 2015   22:42 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Asap tebal menggumpal-gumpal bukan untuk penguasa negeri"][/caption]

Oleh Tabrani Yunis

 

Kutuliskan bait-bait sajak ini

Tuk ku sampaikan kepada penguasa negeri ini

di negeri kami asap mengepul dari lidah api

Siapatah yang membakar negeri kami

Anak-anak, perempuan dan semua laki-laki

Kini kian tak mampu hidup di negeri ini

lidah api terus membakar hutan kami

mengapa penguasa negeri ini tak peduli?

 

Ku tuliskan bait- bait puisi ini, karena tidak ada lagi kata yang bisa membuka hati

Para penguasa negeri semakin tak mampu mengerti nasib kami seperti ini

asap terus mengepul di negeri kami

penguasa hanya sibuk sendiri mengurus kepentingan sendiri

Dimana hati nurani para penguasa negeri?

 

Ku tuliskan untaian kata ini kepada para penguasa negeri yang kian hilang hati nurani

Bisa jadi sebagai seuntai kata dalam surat cinta yang telah kehilangan arti

tenggelam kelam dalam gumpalan asap yang tak pernah berhenti

hanya kami yang bisa menghirup setiap gumpalan asap yang lewat hidung kami

Sementara penguasa negeri hanya bisa berjani

Nanti akan kami atasi

 

Ku tuliskan untaian-untaian kata ini untu penguasa negeri

Sekedar bertanya mengapa lidah api tak henti -henti menyelimuti negeri kami?

Inikah pertanda penguasa negeri kian tak mampu menghadapi para pembakar hutan ini?

Inikah pertanda bahwa penguasa negeri ini tak berdaya memadamkan api?

Mungkin hidup kami tidak begitu berarti bagi para pengausa negeri

Karena kami tak berarti untuk mendongkrak kebutuhan ekonomi

seperti para pengusaha yang menjanjikan investasi

Akankah kami bisa menghirup udara segar dan bersih seperti dulu tanpa api yang membakar belantara negeri ini?

Berikanlah kami jawaban pasti

asap segera berhenti

tak lagi menimbulkan polusi

agar anak-anak kami bisa hidup lagi

seperti para penguasa negeri nikmati

hari ini

Ku tuliskan untarian kata ini, sebagai lembaran surat cinta kepada penguasa Negeri

semoga nuraini kian mengerti

bahwa kami juga ingin meninkmati

hari-hari tanpa lidah api membakar belantara kami

 

wahai para penguasa negeri

masih adakah nyali?

masih adakan nurani?

melihat nasib kami?

 

Banda Aceh, 25 Oktober 2015

Menimmati asap sumbangan anak negeri

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun