Mohon tunggu...
Tabita JultiaAbella
Tabita JultiaAbella Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswi

vollyball

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Pengembangan program Bahasa Inggris Untuk meningkatkan Keterampilan Berbicara Di program Kejar Paket C PKBM Siak Permai

18 Desember 2024   13:05 Diperbarui: 18 Desember 2024   13:00 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

METODE 

Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan memberikan keterampilan bahasa Inggris yang komunikatif kepada peserta Kejar Paket C. Kegiatan ini dilaksanakan di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Siak Permai. Metode yang digunakan mencakup data deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif digunakan untuk menggambarkan kualitas peserta pelatihan, sedangkan data kuantitatif digunakan untuk mengukur peningkatan kemampuan berbahasa Inggris peserta.Pelaksanaan program menggunakan model Kemmis and Mc Taggart, yang terdiri dari tiga tahapan utama: 1) Perencanaan (Planning), 2) Pelaksanaan (Acting), dan 3) Refleksi (Reflection). 

Teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara, diskusi, dan dokumentasi. Observasi dilakukan selama proses pembelajaran untuk menilai keaktifan peserta, kemampuan penguasaan kosakata, serta kemampuan berinteraksi menggunakan bahasa Inggris. Wawancara dan diskusi dilakukan setelah pembelajaran untuk mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi. Dokumentasi berupa foto kegiatan dan lembar jawaban juga dikumpulkan.

Penilaian keterampilan peserta dilakukan dengan lembar observasi yang mengukur peningkatan kemampuan bahasa Inggris mereka. Analisis data digunakan untuk menentukan keberhasilan program, di mana penilaian dilakukan pada setiap siklus hingga tercapai peningkatan yang diharapkan. Proses penilaian dianggap berhasil jika peserta telah mencapai persentase keberhasilan yang telah ditetapkan untuk setiap siklus.

Sebelum pelaksanaan program, dilakukan kegiatan pra-program untuk mengukur kemampuan awal peserta. Persiapan pembelajaran dilakukan dengan menyusun modul dan bahan ajar yang sesuai dengan kondisi peserta berdasarkan hasil observasi awal. Selain itu, instrumen penilaian yang disusun meliputi indikator penguasaan kosakata bahasa Inggris. Kegiatan pembelajaran menggunakan metode ceramah, praktek, presentasi mandiri, dan diskusi. Ceramah digunakan untuk menyampaikan materi teoretis, sedangkan praktek langsung, presentasi, dan diskusi diadakan untuk memperkuat keterampilan berbahasa Inggris secara komunikatif.

Data yang diperoleh dianalisis berdasarkan hasil observasi dan hasil tindakan yang telah dilakukan. Proses analisis data berlangsung secara berkelanjutan, dengan tujuan untuk refleksi dan perbaikan tindakan pada siklus berikutnya. Analisis data terhadap peserta pelatihan dilakukan dalam beberapa tahap, mulai dari penghitungan skor, tabulasi nilai, hingga perhitungan persentase keberhasilan peserta dalam menguasai keterampilan berbahasa Inggris

 

HASIL DAN PEMBAHASAN 

 

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta didik mengalami peningkatan signifikan dalam keterampilan berbicara setelah mengikuti program pembelajaran bahasa Inggris yang dikembangkan. Pada awalnya, sebagian besar peserta merasa kurang percaya diri untuk berbicara dalam bahasa Inggris, terutama karena keterbatasan kosakata dan kurangnya latihan berbicara. Namun, setelah mengikuti program selama tiga bulan, peserta didik mulai menunjukkan peningkatan dalam beberapa aspek, seperti penggunaan kosakata yang lebih variatif, pengucapan yang lebih baik, dan kemampuan untuk menyusun kalimat sederhana dalam bahasa Inggris. Menyediakan Alternatif Pendidikan: Menawarkan program pendidikan non-formal seperti kursus keterampilan, pelatihan vokasional, atau program pembelajaran berbasis komunitas yang dapat membantu anak-anak memperoleh keterampilan yang bermanfaat.

Salah satu komponen utama dari program ini adalah penggunaan metode pembelajaran berbasis aktivitas, di mana peserta didik dilibatkan dalam situasi percakapan yang mirip dengan kehidupan sehari-hari. Melalui aktivitas seperti roleplaying, simulasi percakapan, dan diskusi kelompok, peserta didik belajar menggunakan bahasa Inggris dalam konteks yang nyata. Pengajar juga memberikan umpan balik secara langsung selama sesi pembelajaran, yang membantu peserta untuk memperbaiki kesalahan mereka dan meningkatkan kemampuan berbicara secara bertahap

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun