Kalau dipikir sih, sebenarnya pohon (dan makhluk hidup lain) lebih sustainable dibandingkan manusia. Lho, kenapa bisa begitu?
Udara musim dingin biasanya kering. Artinya, kandungan air di udara jumlahnya sedikit.
Untuk mengatasi kurangnya air, maka pohon merontokkan daun. Dengan begitu maka pohon mampu menghemat konsumsi air, sekaligus mempertahankan hidup.
Bukankah ini cara yang brilian? Apalagi, dengan begitu kita dapat menikmati keindahannya.
Pohon melakukan sustainability secara cemerlang dan elegan.Â
Tidak seperti manusia, gembar-gembor sustainability (nama kerennya Sustainable Development Goals), sementara pohon sudah melakukannya jauh sebelum peradaban manusia muncul di muka bumi!
Sebenarnya selain pohon, banyak makhluk hidup lain bertahan hidup (sustainable) dengan berbagai cara, pada saat suhu udara dingin. Anda pasti tahu dengan istilah hibernasi, bukan?
Ironisnya, ini berlawanan 180 derajat dengan manusia.
Kita, terutama orang yang hidup di daerah dengan 4 musim, masih tetap (harus) bekerja, bahkan lebih giat pada saat suhu udara dingin.
Sialnya, musim dingin bertepatan dengan pergantian tahun kalender, dan juga pergantian tahun anggaran bulan Maret/April di Jepang. Artinya, musim dingin bertepatan dengan masa-masa sibuk di kantor.