Pada musim semi dan panas, komponen krolofil berwarna hijau pekat lebih dominan terlihat. Saat seperti ini, pigmen karotenoid "tertutup" oleh komponen krolofil.
Akibatnya kita melihat daun hanya berwarna hijau, seperti juga Anda biasa lihat pada dedaunan pohon di Indonesia.
Saat musim gugur, cuaca berangsur menjadi dingin. Akibatnya, pergerakan air dan bahan mineral yang menjadi "makanan" pohon, menjadi lambat.
Pada waktu bersamaan, terbentuk lapisan antara daun dan batang pohon. Dimana semakin dingin suhu udara sekitar, lapisan yang terbentuk menjadi semakin tebal.
Ketebalan lapisan akhirnya menghambat asupan energi. Aliran zat makanan tidak bisa mengalir secara sempurna ke daun, sehingga pada satu sisi, komponen klorofil berwarna hijau, terurai.
Pada sisi lain, pigmen karotenoid berwarna kuning lebih terlihat karena krolofil yang "menghalanginya" berangsur hilang.
Proses terus berjalan, dan dengan berjalannya waktu, unsur gula pada daun berubah menjadi antosianin berwarna merah.Â
Karena warna merah lebih pekat, maka lama kelamaan karotenoid berwarna kuning pun akhirnya "tenggelam", kemudian hilang.
Begitulah sedikit mekanisme urutan perubahan warna daun, dari hijau, menjadi kuning lalu berwarna merah. Klimaksnya, daun berubah warna menjadi kecoklatan, kering, Â dan akhirnya jatuh dalam pelukan bumi.