Mohon tunggu...
Lupin TheThird
Lupin TheThird Mohon Tunggu... Seniman - ヘタレエンジニア

A Masterless Samurai -- The origin of Amakusa Shiro (https://www.kompasiana.com/dancingsushi)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Antara "San-ban", Kompasianival dan Pilpres 2024

21 Oktober 2023   12:07 Diperbarui: 21 Oktober 2023   15:59 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ban disini adalah suku kata terakhir dari tiga kata yang digunakan pada istilah. Pertama adalah jiban.

Arti harfian jiban adalah tanah atau lapisan keras terluar dari bumi. Jiban juga mempunyai arti dasar, maupun kekuatan misalnya pada suatu organisasi.

Untuk ikut perhelatan pilpres, jiban adalah unsur penting. Jika organisasi (dalam hal ini partai) pengusung kandidat itu kuat, maka ini adalah suatu nilai tambah.

Apalagi, sang kandidat adalah anak orang penting, bahkan anak penguasa. Pastinya, seng ada lawan!

Oh ya, masalah dinasti sebenarnya bukan terjadi di Indonesia saja. Di Jepang, sudah biasa terjadi anak politisi, anak menteri, maupun anak mantan PM, meniti karir sama dengan bapak/ibu nya.

Seshuu, demikian istilah dinasti dalam bahasa Jepang, adalah hal lumrah.

Bagaimana dengan kompasianival? Jiban, tentu berpengaruh.

Jika mempunyai banyak pertemanan/interaksi, ditambah bergabung dengan WAG, lalu sering menulis komentar baik sekadar basa-basi, copy paste, membanyol, dan sebagainya, tentu jiban yang Anda punya sudah dapat dibilang "kuat".

Apalagi jika Anda sering menulis artikel. One day one article, or more with a bit of participation through one or two words of comment, here and there, adalah obat kuat eh, obat mujarab menaikkan level jiban.

Ban yang kedua adalah kanban. Arti harfiahnya adalah nama yang ditulis di papan, kain atau bahan apa pun yang dibuat sedemikian rupa sehingga mencolok dan menarik perhatian orang banyak.

Kanban juga dibuat sedapat mungkin untuk mewakili persepsi orang terhadap toko, perusahaan, organisasi dan lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun