"Saya pengelola kebun binatang putih," jawab si plontos.
"Sebulan lalu saya dengar syarat untuk bisa jadi pemimpin di radio. Agak kurang jelas sih kata-katanya, tapi ada kata putih, jadi saya berniat untuk mencalonkan diri," katanya melanjutkan.
"Baiklah, terima kasih. Tolong duduk di sana untuk menunggu," panitia mempersilahkan sambil menunjuk ke deretan kursi.
Kemudian orang berambut gimbal yang sudah mengantre langsung memperkenalkan diri, karena dia sudah melihat si plontos melakukannya.
"Saya pengusaha makanan putih. Apa pun makanannya, selama warnanya putih, saya pasti menjual makanan itu."
"Oh, jadi kamu juga jual tahu dong," tanya panitia.
"Tentu. Segala macam tahu ada. Bukan saja tahu mentah, tahu goreng dan segala macam makanan dari tahu pasti saya jual."
"Wah, kenapa nggak bawa tahu goreng untuk kita disini?"
"Hus, nggak boleh nyogok dong. Biar sekadar makanan seperti tahu, tapi itu namanya sogokan," ujar panitia lain.
"Oke deh. Silahkan duduk disana," ujar panitia yang merengek minta tahu tadi sambil cemberut.
Setelah itu, orang yang rambutnya semua berdiri model bulu landak, agak takut-takut mendekati meja panitia sambil berkata lirih.