Saya merasa, kamera analog dengan pas menampilkan corak dan kadar pudarnya warna. Film Fuji Superia 400 ternyata cocok untuk menampilkan warna-warna kaos, meskipun hari itu cuaca agak berawan.
Jika Anda penggemar kaos, mau pilih model yang mana?
Dari Harajuku, saya mau membawa Anda ke Shin-Ookubo.
Area Shin-Ookubo saat ini dikenal sebagai little Korea di Tokyo. Apa pun yang berhubungan dengan Korea, mulai dari fashion, kosmetik, KPOP, sampai makanan seperti jajangmyeon, bisa Anda temukan.Â
Saya sering mampir ke sana karena biasa berbelanja di toko Indonesia di Ookubo, stasiun sekitar 300 meter dari Shin-Ookubo (berbeda jalur kereta).
Foto saya ambil di warung pernak-pernik seperti gantungan kunci, maskot, stationary yang berhubungan dengan Korea. Saya sebenarnya ingin mengambil foto saat sang ibu melihat ke arah saya, atau setidaknya saat melihat ke depan.
Namun apa daya, gerakan tangan mulai dari mengambil kamera dari dalam tas, lalu menekan tombol shutter, ternyata kalah cepat dengan gerakan sang ibu yang langsung melengos ke bawah.Â
Saya tertarik karena sang ibu terlihat unik dengan mengenakan topi karakter tertentu. Apakah Anda tahu nama karakternya?
Oh ya, pada momen seperti ini, saya biasanya memotret tanpa melihat eye-finder. Apalagi saat itu saya sedang berjalan di keramaian, sehingga tidak bisa berhenti karena akan menghalangi orang yang berjalan di belakang.
Untungnya saya mendapatkan fokus terhadap objek utama. Selain topi unik, saya ingin mengambil foto sang ibu karena di ruangan tokonya ada pendaran warna merah di dinding dan atap, dari temaram sinar lampu bohlam di belakang. Corak latar bisa menambah kekuatan pada objek sang ibu.