Mohon tunggu...
Lupin TheThird
Lupin TheThird Mohon Tunggu... Seniman - ヘタレエンジニア

A Masterless Samurai -- The origin of Amakusa Shiro (https://www.kompasiana.com/dancingsushi)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Natal dan Dua Gigi Depan

25 Desember 2021   00:35 Diperbarui: 25 Desember 2021   07:11 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Merry Christmas (dokpri)

Sewaktu masih kecil, saya sangat suka mendengar cerita perumpamaan. Kita bisa menemukan banyak sekali perumpamaan tertulis di Alkitab, terutama dalam injil Matius, Markus dan Lukas. 

Untuk menyebut beberapa diantaranya, ada perumpamaan biji ragi. Kemudian ada pula perumpamaan biji sesawi. Sekadar info, kedua perumpamaan tersebut menggambarkan kuasa Ilahi maha besar.

Ketika menginjak usia remaja dan dewasa, saya paham bahwa pengajaran melalui perumpamaan mempunyai nilai universal. Artinya, makna dari apa yang ingin disampaikan melalui perumpamaan, terbukti lebih mudah dipahami oleh semua orang dari berbagai belahan bumi (baca: tidak terikat lokasi geografis), tanpa ada batasan waktu, musim dan zaman.

Saya juga menemukan, bahwa perumpamaan itu ternyata mengandung unsur seni, terutama seni sastra.

Pada hari Natal yang kita rayakan saat ini, orang dapat menikmati berbagai macam seni yang digunakan untuk menambah kegembiraan dan kemeriahan suasana. Karena keterbatasan ruang penulisan, terutama terbatasnya waktu, maka saya akan membahas 3 macam saja dari seni yang berhubungan dengan Natal. Yaitu seni lukis, lagu, dan terakhir film.

Madonna del Prato (mostreimpossibili.it)
Madonna del Prato (mostreimpossibili.it)
Langsung saja kita bahas hal pertama. 

Kalau berbicara tentang seni lukis, tentu kita tidak boleh lupa era renaisans yang merupakan zaman pembaharuan atau kelahiran kembali, dalam segala bidang. Era ini berlangsung mulai abad ke-14 sampai ke-16 di Eropa. Renaisans merupakan masa peralihan dari abad pertengahan  ke era modern. 

Banyak lukisan terkenal dibuat pada era renaisans. Akan tetapi, saya akan membahas satu lukisan favorit dan cocok untuk hari Natal. Yaitu lukisan berjudul "Madonna del Prato (atau Madonna del Belvedere)".

Raffaello Santi (Sanzio) adalah pelukis yang membuat lukisan tersebut pada tahun 1506. Raffaello merupakan seorang maestro pada era renaisans. 

Bagi peminat fotografi, saat pertama kali melihat lukisan pasti sudah bisa merasakan bahwa komposisi yang digunakan terlihat amat stabil dan sempurna. Kalau kita selisik lebih jauh lagi, penempatan posisi tiga subjek lukisan berdasarkan pada bentuk piramida. Tahukah Anda bahwa komposisi piramida ini sering digunakan oleh seorang maestro yang sudah tidak asing lagi, yaitu Leonardo da Vinci?

Pada lukisan, Bunda Maria terlihat sedang duduk di padang rumput sambil memegang kanak-kanak Yesus. Yohanes Pembaptis dilukiskan sedang memegang tongkat salib kecil, yang juga dipegang oleh Yesus.

Suasana damai dan indah dapat kita rasakan pada lukisan. Akan tetapi, dengan tongkat salib tersebut, Raffaello ingin mengatakan bahwa kedamaian terganggu dengan penyaliban Yesus kelak.

Sebagai tambahan informasi, Anda bisa melihat 3 bunga poppy terlihat mekar di latar belakang lukisan. Itu merupakan lambang 3 peristiwa penting yang akan Yesus alami, yaitu kesengsaraan, wafat dan kebangkitan.


Kita lanjutkan dengan pembahasan tentang lagu.

Anda tentu tahu bahwa ada banyak lagu Natal yang bisa kita nikmati. Misalnya lagu "It's Beginning to Look a Lot like Christmas" yang dinyanyikan oleh Michael Buble, atau lagu "Last Christmas" yang dinyanyikan Wham.

Lagu Natal umumnya dibagi menjadi dua, yaitu lagu populer seperti sudah saya sebutkan, dan lagu perayaan misa Natal seperti lagu "Hai Mari Berhimpun", "Malam Kudus" dan sebagainya.

Saya ingin membahas lagu Natal populer agak unik, yang mungkin belum pernah Anda dengar. Lagunya berjudul "All I Want for Christmas is My Front Teeth", ditulis pada tahun 1944.

Donald Y. Gardner, sang pencipta lagu mendapat inspirasi saat bekerja sebagai pengajar musik bagi anak-anak. Gardner menemukan bahwa kebanyakan anak tidak mempunyai gigi depan, karena gigi susunya tanggal dan gigi tetap belum tumbuh.

Saat ditanya apa yang mereka inginkan sebagai hadiah Natal, anak-anak itu ternyata mempunyai keinginan agar gigi depannya cepat tumbuh. Alasannya, supaya mereka dapat berkomunikasi dan bercerita dengan sesama teman, terutama karena ingin mengucapkan selamat natal kepada orang kesayangan.

Hadiah Natal yang diinginkan itu mungkin terasa janggal jika diucapkan sekarang. Anda pasti tahu, jika anak zaman now ditanya, biasanya mereka minta baju baru, mainan/gawai baru, atau makanan sebagai hadiah Natal.

Terakhir, saya akan membahas tentang film yang berhubungan dengan Natal.

Memasuki bulan Desember, televisi sering menayangkan film yang berhubungan langsung dengan Natal, maupun film bercorak Natal. Misalnya film "Home Alone", "Die Hard", atau "The Holiday".

Berlainan dengan film-film tersebut, salah satu film yang saya anggap cocok dengan suasana Natal adalah film berdasarkan novel karangan Charles Dickens, "A Christmas Carol".

Mengapa saya sebut cocok? Karena film tersebut menceritakan sang tokoh utama, Ebenezer Scrooge, lahir kembali menjadi manusia baru.

Saya tidak akan menceritakan jalan cerita film secara detail. Dalam film diceritakan bahwa Scrooge adalah orang yang sangat pelit, cuek dan keras kepala. Sifat seperti itu bukan hanya ditujukan terhadap orang lain. Dia bahkan tidak merubah sikap ketika berhadapan dengan keponakannya sendiri.

Akan tetapi Scrooge bisa berubah 180 derajat setelah didatangi arwah mantan rekan bisnisnya, kemudian dibawa berkelana oleh roh untuk melihat peristiwa lampau, saat ini dan yang akan datang.

Perubahan drastis (baca: kelahiran kembali) itu, saya kira cocok dengan semangat Natal yang kita rayakan bersama hari ini.

Dua tahun belakangan ini memang hidup kita terasa monoton dan kering. Akibat pandemi Covid-19 berkepanjangan , orang menjadi resah.

Seni, dengan berbagai jenisnya, saya kira dapat membuat hidup kita yang monoton dan kering, menjadi lebih "berwarna". Seni juga mampu menghilangkan keresahan, dan membuat hati/perasaan menjadi gembira.

Meskipun kita belum tahu kapan akan berakhir, namun pandemi bukan melulu menyebabkan sesuatu yang sifatnya negatif. Salah satu alasannya, hubungan dengan anggota keluarga menjadi lebih intens dan baik, karena sebagian besar orang bekerja dari rumah.

Sebenarnya, hubungan baik yang terjadi dalam keluarga (maupun dimana saja), bisa terwujud karena ada rasa cinta pada masing-masing individu yang berinteraksi di dalamnya. Cinta adalah unsur utama yang membuat kita menjadi keluarga.

Jika kita berbicara mengenai cinta, ternyata bukan hanya satu jenis saja. Dalam bahasa Yunani, ada 4 macam cinta berdasarkan definisinya.

Ada eros yang sifatnya romantis, lalu philia yaitu cinta yang berhubungan dengan persaudaraan atau kebersamaan. Storge adalah cinta yang mempunyai kemampuan mengikat orang dalam keluarga, dan agape yaitu cinta dengan pengorbanan diri tanpa syarat.

Pada situasi dunia saat ini yang sedang dilanda pandemi, apalagi ketika ada kebencian karena satu dan lain hal, maka agape sangatlah dibutuhkan. Untuk menegaskan sekali lagi, terutama saat kebencian merajalela, agape bisa menjadi kekuatan agar manusia dapat mencintai orang yang membencinya.

Sebagai penutup, saya mengajak Anda mengingat kembali lagu yang telah dibahas sebelumnya. Lagu tentang anak-anak lebih menginginkan gigi depan sebagai hadiah Natal, dibandingkan hal lain.

Meskipun berlainan zaman, saya yakin anak-anak mengungkapkan segala sesuatu (misalnya keinginan) dengan hati tulus. Termasuk juga keinginan untuk memiliki gigi depan agar dapat mengucapkan selamat Natal.

Mereka pasti tidak bisa mengerti tentang kegaduhan ucapan Natal yang terjadi setiap tahun di Indonesia. Saya tidak akan berpolemik perihal ini, karena orang mempunyai pendapat berbeda. Lagi pula, tidak seperti anak kecil, ketulusan mungkin hal yang sulit dilaksanakan bagi orang dewasa.

Mari kita kembali seperti anak kecil, yang mampu bersikap tulus dalam semua hal. Mari kita bagikan agape.  Kita harus bisa rendah hati dan sabar, serta saling membantu, mulai dari yang terdekat yaitu keluarga, kemudian di lingkungan sekitar.

Marilah kita merayakan Natal dengan khidmat, namun jangan lupakan juga solidaritas. Sambutlah kelahiran Yesus Kristus dengan sukacita, dalam kesederhanaan.

Selamat Natal 2021.

Semoga damai dan kehangatan Natal selalu beserta kita semua.

Gloria in Excelsis Deo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun