Pada situasi dunia saat ini yang sedang dilanda pandemi, apalagi ketika ada kebencian karena satu dan lain hal, maka agape sangatlah dibutuhkan. Untuk menegaskan sekali lagi, terutama saat kebencian merajalela, agape bisa menjadi kekuatan agar manusia dapat mencintai orang yang membencinya.
Sebagai penutup, saya mengajak Anda mengingat kembali lagu yang telah dibahas sebelumnya. Lagu tentang anak-anak lebih menginginkan gigi depan sebagai hadiah Natal, dibandingkan hal lain.
Meskipun berlainan zaman, saya yakin anak-anak mengungkapkan segala sesuatu (misalnya keinginan) dengan hati tulus. Termasuk juga keinginan untuk memiliki gigi depan agar dapat mengucapkan selamat Natal.
Mereka pasti tidak bisa mengerti tentang kegaduhan ucapan Natal yang terjadi setiap tahun di Indonesia. Saya tidak akan berpolemik perihal ini, karena orang mempunyai pendapat berbeda. Lagi pula, tidak seperti anak kecil, ketulusan mungkin hal yang sulit dilaksanakan bagi orang dewasa.
Mari kita kembali seperti anak kecil, yang mampu bersikap tulus dalam semua hal. Mari kita bagikan agape. Kita harus bisa rendah hati dan sabar, serta saling membantu, mulai dari yang terdekat yaitu keluarga, kemudian di lingkungan sekitar.
Marilah kita merayakan Natal dengan khidmat, namun jangan lupakan juga solidaritas. Sambutlah kelahiran Yesus Kristus dengan sukacita, dalam kesederhanaan.
Selamat Natal 2021.
Semoga damai dan kehangatan Natal selalu beserta kita semua.
Gloria in Excelsis Deo.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H