Mohon tunggu...
Lupin TheThird
Lupin TheThird Mohon Tunggu... Seniman - ヘタレエンジニア

A Masterless Samurai -- The origin of Amakusa Shiro (https://www.kompasiana.com/dancingsushi)

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

"Ishin-denshin", Dari Nasi Goreng Turun ke Hati

31 Oktober 2021   17:00 Diperbarui: 1 November 2021   20:10 943
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini sudah banyak lagu Indonesia yang diunggah di internet. Sehingga saya tinggal membagikan link lagu di Youtube kepada rekan Jepang.

Terakhir, cara tersulit memopulerkan bahasa Indonesia adalah melalui percakapan. Meskipun saya pernah membaca bahwa menurut angket yang dibuat dan diolah oleh lembaga bahasa bernama Dila, bahasa Indonesia termasuk salah satu yang dikelompokkan dalam bahasa yang mudah untuk dipelajari.

Dari hasil angket, ada beberapa alasan bahasa Indonesia dikelompokkan dalam bahasa yang mudah untuk dipelajari. Misalnya selain tata bahasa yang tidak rumit, yaitu tidak ada bentuk lampau maupun bentuk jamak, pelafalan kata dan intonasi relatif lebih mudah dipelajari/dilakukan jika dibandingkan dengan bahasa dari negara lain.

Bagaimana saya menggunakan percakapan untuk memopulerkan bahasa Indonesia? Contohnya, saya sering menggunakan kata selamat pagi/siang/malam kepada rekan Jepang, sebagai pengganti ohayou/konnichiwa/konbanwa

Saya juga menggunakan kata terima kasih, sebagai kata pengganti arigato. Bahkan saya sering mengajari rekan kata-kata untuk berbicara rahasia, misalnya cantik, enak, tidak enak dan sebagainya. Kata tersebut biasanya kami gunakan ketika makan dan minum di izakaya

Sebenarnya sih, percakapan mungkin bukan cara yang paling sulit untuk memopulerkan bahasa Indonesia. Alasannya, dalam bahasa Jepang dikenal idiom berbunyi ishin-denshin. Artinya, tanpa berbicara, orang bisa tahu kemauan lawan bicara. 

Konkretnya, orang dapat berbicara melalui perasaan, dari hati ke hati. Sedikit catatan, mungkin ini kelihatan mudah, namun pada kenyataannya, agak sulit untuk dilakukan.

Untuk masuk pada tingkatan ishin-denshin ini, tentu orang harus lebih dahulu mengenal bahasa, sekaligus budaya lawan bicaranya. Jika ini diterapkan dalam usaha untuk memopulerkan bahasa Indonesia di Jepang, saya harus paham dahulu apa dan bagaimana budaya Jepang. Sehingga 3 cara yang sudah saya jelaskan bisa dipakai.

Kini sudah banyak rekan saya yang paham kata dalam bahasa Indonesia. Meskipun belum mengerti banyak, apalagi sampai pada tingkatan fasih.

Saya akan terus berusaha memopulerkan bahasa Indonesia, selain menggunakan 3 cara diatas, juga melalui cara baru. Misalnya membuat Youtube pelajaran bahasa Indonesia, menggunakan bahasa Jepang.

Meskipun caranya berbeda, namun semua itu sedapat mungkin saya lakukan melalui hati. Karena seperti idiom ishin-denshin, komunikasi harus dimulai melalui hati. Harapannya agar kita tidak sekadar mengerti bahasanya, namun agar bisa mengajak orang (lawan bicara) untuk masuk ke level berikutnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun