Baiklah, sekarang kita kembali lagi ke omotenashi. Istilah ini sebenarnya digunakan dalam hubungannya dengan tamu kunjungan. Bisa tamu ketika berkunjung ke rumah, ke kantor kalau dalam hubungannya dengan bisnis, maupun dalam lingkup lebih besar lagi yaitu datang ke suatu negara.
Jepang mengusung istilah ini saat promosi pemilihan kota penyelenggara olimpiade tahun 2020, melawan Madrid (Spanyol) dan Istambul (Turki).Â
Mereka memilih kata ini karena ingin menunjukkan kehebatan omotenashi bagi para atlet, ofisial, juga masyarakat dari berbagai negara selama acara perhelatan olimpiade nanti.Â
Namun apa dikata, takdir menentukan lain. Tamu yang diharapkan, ternyata tidak bisa datang.
Motenashi artinya di satu sisi tidak ada yang disembunyikan, namun di sisi lain, tidak juga terlalu berlebihan untuk dipertontonkan.Â
Ini sejalan dengan hakikat acara minum teh, di mana hal paling penting adalah bagaimana membuat perasaan orang yang diundang puas dan bergembira, dengan tidak berlebihan dan tidak mengurangi keintiman saat acara berlangsung.
Kata omotenashi sering dipadankan dengan kata hospitality dari bahasa Inggris. Akan tetapi, antara dua kata tersebut ada perbedaan mendasar yang perlu ditekankan. Yaitu unsur "rasa", dari hati orang yang melakukan omotenashi.
Untuk lebih jelasnya begini. Hospitality, umumnya dilakukan ke semua orang pada saat tertentu, misalnya saat datang ke hotel atau restoran.Â
Namun omotenashi, adalah melakukan yang terbaik, tergantung kebutuhan setiap orang (yang tentunya berbeda antara satu dengan lainnya), disesuaikan dengan tempat dan waktunya.
Omotenashi juga termasuk waktu persiapan, saat orang tersebut belum menampakkan batang hidungnya. Dan hal terpenting, omotenashi adalah layanan melebihi harapan sang penerima pelayanan (tamu).