Mohon tunggu...
Lupin TheThird
Lupin TheThird Mohon Tunggu... Seniman - ヘタレエンジニア

A Masterless Samurai -- The origin of Amakusa Shiro (https://www.kompasiana.com/dancingsushi)

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Stay Hungry, Stay Foolish

26 Juni 2021   12:00 Diperbarui: 26 Juni 2021   20:02 1841
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perkantoran di area Marunouchi, Tokyo (dokumentasi pribadi)

Ada banyak suka dan duka saat bekerja di perusahaan multinasional. Meskipun suka duka bukan milik perusahaan multinasional saja, karena orang bisa mengalaminya saat bekerja di perusahaan lokal.

Yang saya ingin tekankan disini adalah, bekerja di perusahaan multinasional itu, kalau dipikir-pikir lebih banyak dukanya daripada suka.

Ada beberapa alasan untuk ini. Salah satunya adalah, kita harus berhadapan dengan orang dari berbagai negara, masing-masing punya perangai dan kebiasaan berbeda.

Meskipun sudah terbiasa berhubungan dengan orang asing (di Jepang, semua orang di sekeliling adalah orang asing), saya tetap butuh energi khusus untuk berinteraksi dengan mereka. Apalagi ketika mood sedang jelek, atau badan sedang capek, tentu butuh energi ekstra untuk menghadapinya.

Menikmati Sakura sambil ngopi di gedung Izumi Garden, Akasaka Tokyo (dokumentasi pribadi)
Menikmati Sakura sambil ngopi di gedung Izumi Garden, Akasaka Tokyo (dokumentasi pribadi)
Lalu kenapa bisa bertahan lama bekerja di perusahaan multinasional? Mungkin karena saya mencintai pekerjaan. Walaupun godaan untuk mencintai hal lain (misalnya lawan jenis) di perusahaan multinasional terbuka lebar, karena mereka tampak lebih modis dibandingkan cewek yang bekerja di perusahaan lokal.

Saat kehilangan (baca:berhenti karena suatu alasan dari) satu perusahaan multinasional, kecintaan pada pekerjaan ini juga yang membuat saya ingin kembali bekerja di perusahaan multinasional berbeda, namun bergerak di sektor sama. 

Kekhawatiran atas tantangan yang menguras energi saat bekerja di perusahaan multinasional, terhapus otomatis dengan kecintaan terhadap pekerjaan.

Bekerja adalah kegiatan terbanyak selama hidup, selain tidur. Supaya bisa merasa puas, kita harus melakukan pekerjaan terbaik (menurut orang yang melakukannya).

Satu-satunya cara untuk melakukan pekerjaan besar (baca:terbaik) adalah, mencintai pekerjaan. Mencintai, apa yang kita lakukan. Kalau belum menemukan pekerjaan yang bisa Anda cintai, maka teruslah mencari dan jangan berhenti.

Time is limited

Chairil Anwar berkata "aku mau hidup seribu tahun lagi". Pemerintah Jepang sudah mengusung konsep hidup 100 tahun. Namun kenyataannya, hidup manusia di dunia adalah fana. Waktu yang kita miliki, ternyata terbatas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun