Mohon tunggu...
Lupin TheThird
Lupin TheThird Mohon Tunggu... Seniman - ヘタレエンジニア

A Masterless Samurai -- The origin of Amakusa Shiro (https://www.kompasiana.com/dancingsushi)

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Stay Hungry, Stay Foolish

26 Juni 2021   12:00 Diperbarui: 26 Juni 2021   20:02 1841
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perkantoran di area Marunouchi, Tokyo (dokumentasi pribadi)

Kita bisa mengumpamakan peristiwa atau pengalaman itu sebuah "titik". Saat berada di suatu titik, adalah hal biasa jika ada rasa gamang untuk membuat titik (baca:mengambil keputusan) selanjutnya.

Akan tetapi, kita harus yakin dan punya keberanian melangkah untuk membuat titik selanjutnya itu. Alasannya, orang hanya bisa membuat garis, kemudian menghubungkan titik yang telah dibuat, setelah berada di titik selanjutnya.

Dengan kata lain, orang akan tahu apakah itu sesuai dengan harapan atau tidak, setelah mengambil ke putusan untuk membuat, dan melihat ke belakang di titik lanjutan. Bukan dengan melihat ke depan (baca : sebelum membuat titik atau keputusan).

Waktu SMA dahulu, banyak teman yang les bahasa Inggris di LIA. Memang kelihatan keren kalau bisa menenteng diktat LIA di sekolah. Saya ingin menenteng diklatnya juga sih. Alasannya, bisa dipakai untuk menggaet gebetan baru. Apa hendak dikata, rupiah di kantong hanya cukup untuk ongkos naik bus, dan membeli es teh manis, bakso atau bubur saat istirahat di kantin.

Sejak sekolah menengah, saya suka mendengarkan lagu barat, atau menyanyikannya sambil main gitar kepunyaan bapak. Sesekali patungan bersama teman, untuk pinjam video film maupun konser musik, kemudian diputar di rumah teman lain (empunya rumah tidak perlu ikut patungan).

Tanpa harus les di LIA pun, kebiasaan itu ternyata mempermudah pendengaran dan pelafalan kata bahasa Inggris, ketika bekerja di perusahaan multinasional. Apalagi orang yang saya hadapi terdiri dari berbagai bangsa, masing-masing dengan logat khasnya saat berbicara dalam bahasa Inggris. Saya tidak mempunyai masalah yang berarti untuk berkomunikasi dengan mereka.

Tidak pernah terbayang, bahwa "titik" di sekolah menengah saat bergaul akrab dengan bahasa Inggris melalui musik maupun film, ternyata bisa menyambung dan akhirnya berhubungan menjadi garis dengan titik saat saya bekerja di perusahaan multinasional.

Jadi titik apapun yang sudah kita buat, suatu saat pasti bersambung pada apa yang akan atau sedang dilakukan.

Banyak-banyaklah membuat titik. Semakin banyak titik, tentu tidak akan menjadi sia-sia. Karena itu artinya kemungkinan untuk menyambungnya dengan titik yang akan kita buat di masa depan menjadi lebih banyak.

Love and Loss

Kalau mendengar lagu tentang cinta, umumnya berkisah tentang hubungan antara cowok dan cewek. Namun dalam dunia nyata, objek dari cinta bukan hanya kekasih hati. Pekerjaan, juga bisa jadi objek cinta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun