Sebagai catatan, saat ini Tokyo University of the Arts merupakan universitas terbaik untuk bidang seni di Jepang. Dari sini banyak lahir seniman yang kemudian menjadi terkenal, baik di Jepang maupun mancanegara.
Kecintaan Taikan pada Fujisan, bukan hanya bisa dibuktikan dari jumlah lukisannya tentang Fujisan. Namun, kita bisa lihat pada kecermatan goresan kuasnya untuk melukiskan betapa besar dan sakralnya Fujisan.
Goresan cat warnanya membentuk garis terlihat kuat, namun tidak kaku. Cara dia melukiskan garis membujur tegak sepanjang lereng Fujisan pun terkesan dinamis, namun terlihat lembut.Â
Komposisi gambarnya juga sederhana, tetapi bisa menimbulkan makna mendalam bagi orang yang melihatnya.
Bahkan saya mencoba meniru framing (pengambilan sudut dan pemotongan objek gambar atau foto) dari karya Taikan berjudul kenkon kagayaku, seperti Anda bisa lihat pada foto saya di awal tulisan.
Fujisan memang mempunyai daya tarik magis tersendiri. Sehingga setiap saya pergi ke tempat di mana saja yang dari situ bisa kelihatan Fujisan, maka saya tidak akan lupa mengabadikannya.
Anda bisa melihat beberapa foto Fujisan pada artikel ini, saya ambil dari beberapa tempat dengan framing bervariasi.
Fujisan memang mempunyai wajah (baca:tampilan) berlainan, tergantung dari arah mana kita memandang. Penampilannya juga berbeda pada tiap musim.Â
Wajah Fujisan berbeda jika kita melihatnya di musim semi, kemudian musim panas, gugur dan musim dingin.Â
Perbedaan juga bisa terjadi tergantung waktu kita melihatnya, misalnya jika kita melihatnya dini hari atau pagi, siang dan malam hari. Dengan adanya perbedaan itu, maka rasa bosan tidak pernah muncul.