Mohon tunggu...
Lupin TheThird
Lupin TheThird Mohon Tunggu... Seniman - ヘタレエンジニア

A Masterless Samurai -- The origin of Amakusa Shiro (https://www.kompasiana.com/dancingsushi)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Kuil Eigenji dengan Pesona Musim Gugur, Suara Burung, dan Gemercik Air

18 Oktober 2020   09:47 Diperbarui: 18 Oktober 2020   12:17 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lokasi dekat pintu masuk kuil yang dekat dengan sungai (dokpri)

Karena memang lokasinya berada di kaki gunung, sehingga agak jauh dari pemukiman penduduk dan keramaian. Lokasi kuil juga berbatasan dengan Sungai Echigawa di sebelah timur.

Cuaca hari itu kurang bersahabat karena agak gerimis. Akan tetapi, saya lebih suka suasana seperti ini karena langit berawan bisa menambah suasana romantis. 

Apalagi awan bisa berfungsi sebagai lapisan yang bisa menurunkan kekuatan cahaya matahari, sehingga warna-warni daun menjadi lebih mencolok.

Pintu masuk ke salah satu tempat semadi (dokpri)
Pintu masuk ke salah satu tempat semadi (dokpri)
Area Kuil Eigenji sebenarnya tidak terlalu luas jika dibandingkan dengan kuil lain yang ternama di Jepang. Bangunan dalam area kompleks, berjejer memanjang sepanjang kurang lebih 300 meter.

Sambil berjalan melihat pohon kaede yang berwarna-warni, saya juga membayangkan bagaimana di tempat seperti ini, awalnya ada sekitar 2000 orang calon biksu yang belajar dan tinggal di area kuil. 

Kemungkinan besar, kompleks kuil waktu pertama kali berdiri, areanya lebih luas dari sekarang. Namun yang pasti, tempat ini memang cocok untuk berdoa dan bersemadi. 

Salah satu sudut pemandangan di area kuil (dokpri)
Salah satu sudut pemandangan di area kuil (dokpri)
Sebab suara burung yang sesekali terdengar, dan gemercik air sungai mengalir, bisa membuat hati menjadi tenang dan damai. Apalagi dipadukan dengan pesona warna-warni daun pada musim gugur.

Tidak heran jika biksu terkenal pada zamannya seperti Ousen Keisan, bahkan Isshi Bunshu pun pernah tinggal di sini.

Pesona musim gugur di Kuil Eigenji itulah yang bisa membuat saya tahan berlama-lama untuk menikmati keindahan warna-warni daun.

Saya berkeliling dan menikmati suasana kuil sekitar dua jam. Cukup lama juga ya.

Padahal jika Anda mau berjalan saja tanpa mengambil foto, karena area kuil tidak luas, maka waktu 30 menit sudah cukup untuk melihat semua bangunan dan pemandangan di Kuil Eigenji.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun