Sebelum saya bercerita lebih jauh tentang obat digital ini, mari kita cek kembali bagaimana obat yang selama ini kita kenal.
Hampir bisa dipastikan bahwa Anda mempunyai obat yang disimpan di rumah bukan? Bisa Anda ambil dan kemudian lihat kembali, saya yakin ada berbagai macam bentuk obat yang bisa ditemui.
Ada obat yang berbentuk cair, kemudian ada juga obat padat berupa tablet atau pil.
Ingatan melayang ketika masih kecil, saya sering menangis saat disuruh minum obat yang berbentuk puyer karena selain susah untuk diminum (sering menyebabkan saya terbatuk), rasanya itu lho, pahit pol!
Dalam Bahasa Jepang, kata kusuri yang artinya obat, mempunyai komponen huruf Kanji yang artinya dipotong atau diiris halus. Karena zaman dahulu saat huruf Kanji itu dibuat, umumnya obat berasal dari potongan atau irisan tumbuhan.
Jadi secara umum, kita selama ini tahu bahwa obat itu berwujud. Sehingga kita bisa menggunakan obat itu dengan cara mengoles, menyuntikkan, meminum atau menghirupnya.
Sekarang kita cek bagaimana obat digital.
Karena wujudnya adalah aplikasi, tentu cara penggunaannya adalah tidak dengan menelan smartphone yang berisi program itu kan?
Sebenarnya cara penggunaan obat digital amat mudah. Dan saya yakin Anda yang terbiasa bermain dengan smartphone bisa melakukannya.
Pasien bisa menjalankan program, kemudian memasukkan apa yang dirasa ketika ada keinginan yang kuat untuk merokok pada aplikasi obat digital.
Kemudian program akan memproses masukan itu menggunakan teknologi AI (Artificial Intelligence) dengan referensi data keadaan pengguna dan data dasar yang sudah dimasukkan pada aplikasi.