Mungkin Anda (pernah) terpukau saat melihat langsung, atau ketika melihat foto keindahan bangunan kuil di Jepang yang berwarna oranye menyala.Â
Namun sebenarnya keindahan tersebut bukanlah asli dari Jepang. Arsitektur dan corak bangunan kuil, aslinya berasal dari Tiongkok.Â
Jika benar-benar ingin menyaksikan keindahan bangunan asli Jepang, maka Anda sebaiknya mengunjungi dan melihat kastel (atau o-shiro dalam Bahasa Jepang).
Saya suka pergi ke kastel dalam setiap penjelajahan ke segala penjuru Jepang. Kali ini, saya ingin bercerita tentang salah satunya yang pernah saya kunjungi, yaitu Kastel Inuyama (Inuyama-jou).
Lokasi kastel ini berada di Prefektur Aichi, tepatnya di kota Inuyama, yang berjarak sekitar 25 Km di sebelah Utara kota Nagoya.
Sebelum saya membahas Kastel Inuyama lebih jauh, sekadar informasi, secara umum kastel dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis berdasarkan lokasi bangunan.
Pertama, jenis yama-shiro, yaitu kastel yang berlokasi di atas gunung. Jenis ini banyak dibangun ketika kastel hanya mempunyai fungsi sebagai benteng pertahanan pada era nanboku (sekitar tahun 1300).
Kemudian yang kedua adalah jenis kastel hira-jiro, dengan lokasi bangunan di tanah yang ketinggiannya sama dengan sekeliling. Contoh dari jenis ini adalah Kastel Nagoya (nagoya-jou), yang berada di prefektur yang sama dengan Kastel Inuyama.
Terakhir adalah kastel jenis hirayama-shiro. Inuyama merupakan kastel jenis ini, dimana lokasi bangunan terletak di bukit, dengan ketinggiannya lebih rendah dari gunung.Â
Dua jenis kastel terakhir fungsi utamanya adalah untuk menjalankan pemerintahan, selain mempunyai fungsi juga sebagai benteng pertahanan.
![Pemandangan pintu masuk dari anjungan kastel| Dokumentasi pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/05/31/pintu-masuk-inuyamajo-dari-atas-jpg-5ed3662e097f3678716ec6c2.jpg?t=o&v=770)
Oda Nobuyasu (paman dari daimyo terkenal Oda Nobunaga) membangun Kastel Inuyama sekitar tahun 1537. Lokasinya berada di tepi Sungai Kiso (kiso-gawa).
Mungkin Anda bertanya, kok Sungai Kiso? Lalu kenapa pada judul ditulis Sungai Rhine?
Adalah seorang tenaga ahli teknik sipil dari Belanda bernama Johannis de Rijke, yang disewa pemerintah Jepang pada era Meiji. Dalam melakukan tugasnya dia sering bolak balik menyusuri Sungai Kiso.Â
Kemudian Rijke merasa sungai ini banyak kemiripannya dengan Sungai Rhine. Sehingga dia mulai menyebut, dan merupakan orang yang pertama kali mempopulerkan julukan Sungai Rhine-nya Jepang untuk Sungai Kiso.
![Pemandangan sisi Utara dari anjungan kastel yang menghadap Sungai Kiso| Dokumentasi pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/05/31/sisi-utara-inuyamajou-jpg-5ed3653bd541df6ed935ea62.jpg?t=o&v=770)
Kastel Inuyama mempunyai dua status yang tidak dimiliki oleh kastel lain. Pertama kastel ini ditetapkan sebagai peninggalan berharga (national treasure) Jepang.Â
Yang kedua, bangunan utama kastel yang bernama tenshukaku merupakan bangunan asli yang tertua dari seluruh kastel yang ada di Jepang sampai sekarang. Sebagai catatan, wujud bangunan dari tenshukaku di kastel lain biasanya adalah hasil renovasi, sehingga bukan merupakan bangunan asli.
Struktur dari kastel adalah 4 tingkat, dimana 2 tingkat bawah digunakan juga sebagai gudang penyimpanan alat-alat peperangan. Sedangkan bangunan yang paling atas adalah anjungan yang disebut bourou.
Area kastel umumnya dibagi menjadi beberapa bagian yang dalam Bahasa Jepang disebut kuruwa. Kastel Inuyama mempunyai 7 kuruwa, diantaranya Sugi-no-maru, Kiri-no-maru, Matsu-no-maru dan Hon-maru, yang merupakan area utama dimana bangunan kastel didirikan.
Sebagai benteng pertahanan, maka lokasi Kastel Inuyama sangat strategis karena bagian Utara merupakan tebing yang curam mengarah ke sungai.
Itu saja belum cukup.Â
Untuk memperkuatnya, Kastel Inuyama juga memiliki 13 yagura, yaitu menara pertahanan yang selain digunakan untuk tempat menyimpan peralatan perang, bisa juga digunakan untuk tempat menembakkan panah atau senjata.
Ditambah lagi, jalan masuk ke kastel juga dibuat seperti labirin, yang memiliki banyak pintu dengan lebar bervariasi. Ada 22 pintu di area kastel, dan ini tentu dapat membuat musuh yang ingin masuk ke dalam kastel menjadi bingung.
Nah, dengan topografi dan struktur kastel seperti itu, bisa Anda bayangkan betapa sulitnya musuh untuk menyerang dan masuk ke dalam kastel bukan?
Ketika mengunjungi Kastel Inuyama, saya pastikan Anda bisa merasakan bagaimana perasaan orang zaman itu, termasuk merasakan suasana kota yang letaknya dekat dengan kastel. Kota seperti ini dalam Bahasa Jepang biasa disebut jouka-machi.
![Suasana Jouka-machi| Dokumentasi pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/05/31/joukamachi-jpg-5ed36704097f361b2e342993.jpg?t=o&v=770)
Apalagi ketika sampai pada rute terakhir di jalan yang lurus memanjang sekitar 1 km menuju Kastel Inuyama, rumah tertata rapi berjejeran dengan eksterior yang hampir sama.Â
Saya membayangkan bahwa rumah-rumah tersebut dahulunya adalah losmen, tempat penukaran uang, tempat minum teh, dan berbagai macam usaha lain yang lazimnya dilakukan oleh orang pada zaman itu.
Mungkin karena perut lapar, sambil berjalan dan mengamati satu per satu rumah yang berjejer, saya membayangkan kalau rumah yang berada tepat di depan saya itu dahulu adalah restoran, maka saya pasti bisa mencium bau yaki-onigiri (nasi yang dikepal) atau yakitori.
Meskipun saat ini ada beberapa bangunan yang berfungsi sebagai restoran, sayangnya mereka tidak menjual makanan tersebut.Â
Namun sebaliknya, ada juga rumah yang difungsikan sebagai warung yang menjual es krim.Â
![Warung yang menjual eskrim di Jouka-machi saat ini | Dokumentasi pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/05/31/eskrim-5ed365b9d541df7d69735bd2.jpg?t=o&v=770)
Saya kemudian tak perlu berpikir lama untuk membeli es krim dan memakannya sambil berjalan. Soalnya kapan lagi saya dapat melakukan sesuatu yang tidak mungkin bisa dilakukan oleh orang yang hidup pada zaman keemasan Kastel Inuyama, yaitu berjalan di jouka-machi sambil makan es krim!
Melihat dan mengamati bentuk bangunan lama, namun saat ini mempunyai fungsi yang berbeda dari zamannya (misalnya warung penjual es krim tadi) merupakan suatu keasyikan tersendiri yang tidak mungkin Anda dapatkan di kota-kota besar.
Mungkin ini juga yang menyebabkan saya lebih suka jalan-jalan di pelosok, daripada berkeliling di kota besar.
Ketika berkeliling jouka-machi, Anda sudah bisa melihat penampakan Kastel Inuyama yang bercat putih dari kejauhan. Oleh karena itu, kastel ini mempunyai nama lain yaitu hakutei-jou, atau Kastel Putih. Meskipun, kastel-kastel lain di Jepang kebanyakan juga berwarna putih.
Sebenarnya, bangunan Kastel Inuyama tidaklah sebesar kastel-kastel lain seperti Kastel Osaka dan Kastel Nagoya.Â
Namun, bangunan utama tenshukaku yang masih berbentuk asli dari zaman dibangun dan merupakan yang tertua, merupakan nilai lebih Kastel Inuyama yang tidak dimiliki oleh kastel lain manapun di Jepang.
![Pemandangan Kota Inuyama dari anjungan kastel | Dokumentasi pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/05/31/inuyama-city-jpg-5ed3664bd541df0c0b4d7554.jpg?t=o&v=770)
Ketika masuk dan berkeliling di dalam kastel, kita bisa merasakan nuansa tersendiri. Apalagi tidak begitu banyak orang yang datang saat saya berada di sana.
Angin yang berembus dan masuk dari jendela kastel, seakan ingin membisikkan cerita tentang kemegahan kastel, maupun perjuangannya ketika musuh datang menyerbu dan mencoba merenggut kastel dari pemiliknya.
Anda bahkan bisa mendengarkan bunyi derit lantai, maupun tangga untuk naik ke tingkat yang lebih atas dari bangunan yang terbuat dari kayu.Â
Ini merupakan pengalaman yang langka. Terutama bagi kita yang hidup di zaman serba modern, dan saat ini hidup dalam "kurungan" beton dan dikelilingi oleh "hutan" beton.
Puncak dari semuanya itu adalah ketika sampai di bagian atas dan berkeliling di anjungan.
Ketika berada di anjungan kastel dan memandang sekeliling, saya mencoba membayangkan apa yang dipikirkan oleh Toyotomi Hideyoshi ketika dia berdiri di tempat yang sama dengan saya sekarang, sekitar 500 tahun yang lalu.Â
Apa gerangan yang ada dibenaknya, ketika memandang Sungai Kiso, serta bukit dan pegunungan yang berbaris dibelakangnya.
![Pemandangan sisi Selatan dari anjungan Kastel Inuyama| Dokumentasi pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/05/31/sisi-selatan-inuyamajo-jpg-5ed36789097f362aa96811e2.jpg?t=o&v=770)
Mungkin juga beberapa orang Jepang yang berdiri dekat saya saat itu sedang membayangkan hal yang sama.
Atau mungkin mereka sedang merasakan hal yang lain, mengingat kastel merupakan bangunan yang asli berasal dari Jepang.
Ada satu hal yang bisa saya lihat pada wajah mereka. Kebanyakan orang Jepang memandang jauh, seolah sedang membangkitkan nostalgia.
Itu merupakan hal yang lumrah mengingat kastel, selain merupakan salah satu lambang dari keindahan, bagi orang Jepang juga merupakan lambang dari kampung halaman.
Karena melalui kastel itulah, orang Jepang bisa menggugah kembali kenangan dan nostalgia lama mereka. Apalagi kastel amat erat hubungannya dengan sejarah.Â
Sebagai penutup, Anda bisa menggunakan jalur kereta Meitetsu jika pergi ke Kastel Inuyama dari Nagoya. Perjalanan dengan kereta ekspres memakan waktu sekitar 30 menit. Harga tanda masuk ke kastel adalah 550 yen (sekitar 75 ribu rupiah).
Bagaimana pembaca yang budiman?Â
Apakah Anda juga tertarik untuk mengunjungi Kastel Inuyama, dan merasakan nostalgia seperti dirasakan oleh orang Jepang suatu saat nanti?
Selamat berakhir pekan.
![Pemandangan Kota Inuyama dari jendela kastel | Dokumentasi pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/05/31/jendela-jpg-5ed36676d541df7d69735bd4.jpg?t=o&v=770)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI