Meskipun terletak di atas bukit, namun jalan menuju ke kuil landai, sehingga tidak membuat saya ngos-ngosan.
Kita bisa menemukan banyak bangunan di dalam kompleks Kuil Miidera. Kalau dihitung jumlahnya ada sekitar 48 buah, mulai dari bangunan kecil, sampai dengan bangunan yang berukuran besar.
Ketika saya sampai disana, belum kelihatan ada pengunjung lain karena mungkin masih terlalu pagi. Masih banyak daun momiji yang berwarna merah berjatuhan di jalan maupun tangga di area kompleks kuil.Â
Hal itu membuat saya agak ge-er sedikit karena membayangkan sedang berjalan di karpet merah. Sebab berjalan di karpet merah, hanya bisa dilakukan oleh orang-orang beken, misalnya pada acara penerimaan piala oscar.
Lokasi Miidera yang berada diatas bukit, membuat pengunjung juga bisa menikmati suasana pemandangan kota, dengan bangunan dan gedung-gedung berhimpitan satu sama lain. Kita bahkan bisa memandang Danau Biwako dari kejauhan.
Ada beberapa bangku yang disediakan disana, walaupun kelihatannya bangku sudah menjadi usang karena ditelan zaman. Duduk disini menikmati pemandangan sekitar sambil minum teh hangat yang saya beli dari vending ketika berjalan dari stasiun, memberikan suasana tersendiri.
Daun momiji yang berwarna-warni tersebut nantinya akan rontok dan jatuh. Namun, daun baru akan tumbuh nanti saat musim semi tiba.Â
Saya melihat dan merasakan ketegaran Kuil Miidera yang sempat jatuh bangun dalam perjalanannya mengarungi waktu, seperti saya membayangkan perjalanan siklus daun momiji.
Apakah Anda sudah merasa jenuh untuk berbelanja atau jalan-jalan di daerah perkotaan yang padat? Kalau begitu, maka Anda bisa mencoba berkunjung ke kuil ini ketika sedang berada di Jepang.Â