Ada juga nama Toyotomi Hideyoshi, seorang daimyou (penguasa daerah sekaligus sebagai samurai) pada era Sengoku (tahun 1500-an).
Dia juga mendorong perkembangan kuil ini pada masa pemerintahannya, walaupun menurut kabar Hideyoshi sempat tidak suka pada kuil ini dengan alasan tidak begitu jelas.
Kaisar yang bertakhta pada zamannya pun mempunyai hubungan erat dengan Kuil Miidera.
Kata Mii pada Mii-dera (dalam Bahasa Jepang, dera berarti kuil) mempunyai arti khusus. Mii, kalau dituliskan menggunakan dua karakter kanji. Pertama adalah kanji yang berarti tiga (mi) dan disebelahnya adalah kanji sumur atau mata air (i).Â
Digunakannya dua kanji tersebut karena ada tiga bayi dimana masing-masing kelak menjadi Kaisar Tenji, Kaisar Tenmu dan Kaisar Jito, ketika lahir dimandikan dengan air berasal dari mata air yang berada di kompleks kuil.
Sebagai catatan, air permandian pertama kepada bayi yang baru lahir dalam Bahasa Jepang disebut ubu-yu.
Karena berhubungan erat dengan perjalanan sejarah Jepang, maka tidak mengherankan juga jika di Kuil Miidera terdapat banyak benda-benda yang mempunyai nilai sejarah tinggi.
Bahkan, Kuil Miidera unggul bukan hanya soal kuantitas (jumlah) benda bersejarah saja. Kualitas dari peninggalan bersejarahnya pun tinggi.Â
Ada 10 peninggalan sejarah yang terdaftar sebagai kekayaan sejarah nasional (National Treasure), dan ada 42 peninggalan ditetapkan sebagai kekayaan penting (statusnya sedikit dibawah National Treasure).
Kuil Miidera berada di atas bukit sebelah Barat Danau Biwako. Lokasinya mudah dicapai dengan kereta karena dekat (kira-kira jalan kaki sekitar 10 menit) dari stasiun dengan nama sama, yaitu Miidera.
Saya berjalan santai ketika berkunjung ke Kuil Miidera, karena memang sudah sampai pagi hari sekitar pukul 8 sehingga tidak perlu terburu-buru. Apalagi udara pagi hari yang sejuk, menambah semangat saya untuk berjalan.Â