Mohon tunggu...
Lupin TheThird
Lupin TheThird Mohon Tunggu... Seniman - ヘタレエンジニア

A Masterless Samurai -- The origin of Amakusa Shiro (https://www.kompasiana.com/dancingsushi)

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Mengunjungi Maria yang Menangis di Seitai Hoshikai Akita

26 Oktober 2019   22:29 Diperbarui: 27 Oktober 2019   12:54 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Patung Santo Joseph diletakkan pada ruangan sebelah kanan bangunan utama (dokumentasi pribadi)

Daerah Akita, maupun area tohoku secara umum, termasuk bagian penting dalam sejarah Jepang. Karena dari daerah ini lahir daimyo (samurai dengan kekuasaan melingkupi beberapa daerah) yang mempunyai banyak peran pada era sengoku (peperangan/perebutan kekuasaan) di Jepang. Misalnya saja kita mengenal Date Masamune, seorang daimyo dari Sendai. 

Penyair era Edo bernama Matsuo Basho juga menulis buku "Oku no Hosomichi". Buku ini merupakan rangkuman dari cerita perjalanannya di daerah tohoku, dengan menyisipkan beberapa karya haiku yang terkenal sampai sekarang. Saya pernah napak tilas perjalanan Basho, di antaranya ke Yamadera dan Matsushima.

Patung Santo Joseph diletakkan pada ruangan sebelah kanan bangunan utama (dokumentasi pribadi)
Patung Santo Joseph diletakkan pada ruangan sebelah kanan bangunan utama (dokumentasi pribadi)
Akita letaknya dekat Laut Jepang, dengan jarak sekitar 550 kilometer arah Timur Laut dari Tokyo. Jika menggunakan shinkansen, maka perjalanan dapat ditempuh dalam waktu kurang dari 4 jam.

Saat menginjakkan kaki di Stasiun Akita, tidak ada kerumunan orang seperti biasa saya temui di Tokyo. Walaupun di sekitar stasiun kereta api ada juga beberapa pusat perbelanjaan dan hotel, mengingat Akita merupakan daerah tujuan wisata bagi turis domestik.

Hanya ada beberapa gerombolan anak sekolah bercanda gurau sepanjang jalan. Seperti kebanyakan anak sekolah, mereka tampak riang meskipun suhu udara masih agak dingin saat itu (padahal sudah bulan Mei).

Dari Stasiun Akita, Biara Seitai Hoshikai bisa dicapai dengan menggunakan bus maupun taksi. Untuk menghemat waktu (jadwal kedatangan bus amat jarang) dan untuk kepraktisan, maka saya menggunakan taksi. Hanya butuh sekitar 20 menit perjalanan untuk sampai di lokasi, dengan biaya sekitar 2500 yen.

Pemandangan hamparan rumput hijau dengan beberapa bunga kecil kuning yang tumbuh di halaman biara menyambut saya ketika tiba di sana. 

Lokasi di mana biara berada memang agak tinggi, dan angin sejuk berembus membawa bau pepohonan yang banyak tumbuh di sekitar. 

Bangunan utama dalam kompleks biara selesai dibangun pada tanggal 1 Mei 2002. Arsitektur bangunannya bisa kita temukan juga di kuil-kuil seantero Jepang. 

Bentuk arsitektur seperti ini dalam bahasa Jepang disebut "irimoya-juusou". Di dalam bangunan inilah kita bisa menemui patung Maria yang menangis.

Di kompleks biara terdapat juga Taman Maria yang sudah dibuka terlebih dahulu pada tanggal 11 Oktober 1976. Di dekatnya, terdapat Taman Anak Domba, di mana kita bisa menemukan beberapa perhentian untuk prosesi jalan salib. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun