Mohon tunggu...
Lupin TheThird
Lupin TheThird Mohon Tunggu... Seniman - ヘタレエンジニア

A Masterless Samurai -- The origin of Amakusa Shiro (https://www.kompasiana.com/dancingsushi)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Kemenangan Simbok Lawan Simbol

11 Agustus 2018   18:38 Diperbarui: 12 Agustus 2018   02:29 1778
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai orang Jepang, memang Puutaro jarang memanggil ibunya dengan sebutan okaasan, atau ofukuro seperti umumnya orang Jepang. Dia lebih nyaman memanggil ibunya dengan sebutan simbok, dan terbiasa dengan panggilan itu. Karena dulu waktu kecil, dia pernah tinggal di suatu tempat di Pulau Jawa, mengikuti ayahnya yang bertugas menggarap proyek PLTA disana.

Setelah membuka tutup bentonya, dia tersenyum sumringah melihat lauk yasai itame *9) ditambah dengan 5 buah sosis goreng, menu kesukaannya. 

Simbok memang paling tahu apa yang dia suka dan selalu ingin membuat Puutaro bahagia. Puutaro bisa merasakannya.

Sekarang pikirannya tidak lagi tertuju pada simbol, yang dia dengar dari kaset yang diputarnya tadi. Dia melahap bentonya, sambil sesekali minum ocha dalam botol plastik yang dibelinya di vending dalam perjalanannya ke kantor tadi.

Baginya, simbok adalah pahlawan yang selalu menang, yang melebihi dan bisa mengalahkan simbol.

Catatan :

1) pasokon-otaku : maniak komputer
2) koukousei : anak SMA
3) sousenkyo : Pemilu
4) souridaijin :  perdana menteri
5) kenchiji : gubernur
6) kenpou : UUD Jepang

7) bento : nasi lengkap dengan lauk pauk dalam wadah tertutup kecil
8) simbok : ibu
9) yasai itame : oseng sayuran

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun