Mohon tunggu...
Syurawasti Muhiddin
Syurawasti Muhiddin Mohon Tunggu... Dosen - Psikologi

Berminat dalam kepenulisan, traveling, pengabdian masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Nasionalisme ala Pulau Perbatasan: Mengintip Perayaan HUT RI di Pulau Miangas

1 September 2019   20:49 Diperbarui: 1 September 2019   20:50 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pulau Miangas merupakan perbatasan bagian utara Indonesia dengan Filipina. Cerita ini merupakan bagian dari perjalanan KKNT Gelombang 90 Miangas pada Juli-Agustus 2015. Pulau Miangas termasuk dalam wilayah Kabupaten Talaud di gugusan Pulau Sangir dan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara.

Apa yang terpikirkan di kepala kita ketika berbicara mengenai nasionalisme di daerah perbatasan? Saya akan menggambarkan pemikiran awal saya tentang hal tersebut. Saya beranggapan pada awalnya bahwa nasionalisme masyarakat di daerah perbatasan masih kurang. 

Hal ini didukung dengan hasil pencarian artikel-artikel di internet yang menunjukkan berbagai kasus yang mengindikasikan rendahnya nasionalisme masyarakat. Di Miangas sendiri, pernah ada suatu waktu ketika masyarakat hendak mengibarkan bendera Filipina lantaran kasus dengan TNI yang ada di sana. Namun hal ini dapat diselesaikan dan Pulau Miangas sampai saat ini masih menjadi bagian dari NKRI. 

Anggapan saya tersebut cukup memengaruhi saya dalam penyusunan program kerja yang sasarannya mengarah pada upaya penyadaran pentingnya nasionalisme. Namun, sebelum saya mengusulkan program kerja ini, kami sudah diberitahu oleh kakak angkatan yang sudah pernah melakukan KKN di Pulau Miangas dan Pulau Perbatasan lainnya bahwa anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar.

Saat berada di Miangas sekitar sebulan, saya pun melihat hal yang berbeda dari anggapan awal saya yang memperkuat masukan kakak angkatan. Ternyata anak-anak dan remaja SMP dan SMA di sana cukup memiliki semangat nasionalisme, dalam hal ini semangat menjadi bagian dari bangsa Indonesia. 

Para Bapak-bapak dan ibu-ibu pun demikian. Mereka cukup memiliki wawasan kebangsaan meskipun masih perlu ditingkatkan. Dalam bayangan saya anak-anak tersebut sama sekali tidak memiliki wawasan tersebut, begitupula dengan para orang tuanya.

Saat menjalani KKN di Miangas, waktu itu adalah bulan Agustus yang mana kita ketahui sebagai waktu ketika Sang Proklamator memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Sangat terasa persiapan tersebut di pulau kecil Miangas ini. Hal ini membuat saya berpikir bahwa apakah ini merupakan wujud tingginga nasionalisme atau merupakan upaya penanaman nasionalisme?

Satu hal yang kita perlu pahami ketika berada di daerah perbatasan. Ada pos perbatasan yang dijaga oleh tentara. Pemerintah tentunya mengupayakan peningkatan keamanan dan penjagaan stabilitas negara dengan menempatkan tentara di daerah perbatasan. Rombongan kami juga bisa sampai di Pulau ini berkat bantuan Pangdam Wirabuana yang berkedudukan di Makassar. 

Pulau Miangas ini termasuk kedalam daerah militernya, dan Pak Ramli adalah Dan Ramil yang bertugas saat kami berada di Miangas yang banyak membantu KKNT Gelombang 9. Dengan kondisi itu, selalu mungkin pihak TNI berupaya untuk menyebarluaskan semangat nasionalisme.

Salah satu faktor yang kami temui cukup menghambat pelaksanaan program kerja kami adalah tidak adanya peserta program. Peserta program yang dimaksud disini adalah remaja-remaja SMP dan SMK. Kami mempunyai program kelas inspirasi untuk siswa-siswa tersebut, namun akhirnya kami menjadikannya program kelas inspirasi bagi anak-anak SD. 

Hal ini dikarenakan para siswa SMP dan SMK sudah dipersiapkan untuk upacara pengibaran bendera pada 17 Agustus. Sejak memasuki bulan Agustus, jadwal latihan mereka oleh tentara sudah padat. Jadwal tersebut tidak dapat diganggu oleh jadwal lain. Kami baru bisa melaksanakan program bagi anak-anak SMP dan SMK  saat mereka libur latihan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun