Mohon tunggu...
Sy Rosmien
Sy Rosmien Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Menulis adalah obat jiwa.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Santri Bahlul: Peristiwa Subuh

4 September 2016   10:59 Diperbarui: 4 September 2016   11:09 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Assalamu alaikum!!! Pak Idris.” Aku memberi salam keras-keras. Pak Idris kaget hampir terjengkang.

Ini rahasia kawan, sungguh aku beberkan padamu sebuah rahasia. Jika kamu gugup, takut, cemas, merasa lebih rendah  dengan seseorang yang akan kamu temui, dan ingin membuatnya tak berdaya dan bertekuk lutut di hadapanmu, maka ucapkanlah salam yang keras ketika bertemu. Silahkan dicoba.

Pak Idris termangu sejenak memperhatikan aku. Tidak biasanya ada santri yang berkunjung ke rumah seorang tukang bersih-bersih, mataharipun belum lagi menampakkan diri.

Waalaikum salam. Yah ada apa subuh-subuh kemari, Nak?”

Lihatlah, Pak Idris tak berdaya.

“Pak, saya dengar Edah sekarang sudah masuk SMP 6.”

“Ya, benar itu. Lalu?”

“Kebetulan tetangga saudara saya bernama Wardah dari kampung dulu juga bersekolah di situ. Sekarang dia baru naik kelas II, saya mau memberikan buku pada teman saya itu melalui Edah. Boleh tidak ya, Pak? Maaf, subuh-subuh sudah merepotkan.”

Kawanku dari kampung teman SMP Eda bernama Wardah ini tentu saja fiktif, palsu sepalsu-palsunya, tidak ada, aku karang-karang saja nama Wardah. Dan saya yakin Eda tidak akan menemukan makhluk itu sampai kiamat di SMP 6. Kalaupun ada kesamaan nama, pasti hanya kebetulan belaka.

Di hadapan pak Idris yang masih terpana diam beribu bahasa aku tersipu-sipu melawan malu tiada tara. Ini nekat, sungguh nekat. Bagaimana kalau Pak Idris tidak senang dengan kedatanganku, terus ia melapor ke Qismul Amni, ke Pimpinan Pondok. Maka matilah aku.

Tapi aku percaya, salam pertamaku ketika awal jumpa tadi sudah membuatnya takluk sejak dari pikiran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun