Mohon tunggu...
Syir Aja
Syir Aja Mohon Tunggu... Relawan - Pengembara di muka bumi untuk mencari ridhaNya

senang tertawa dan ditertawakan

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pengalaman Dioperasi di Negara Paling Bahagia Sedunia Masa Pandemi

1 Juni 2021   10:00 Diperbarui: 1 Juni 2021   10:40 491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"kurkku, tomaatti, juusto, leipa, puuro", menu yang sama saya katakan masih ada yang tadi malam, tapi ia begitu perhatian dan menanyakan lagi akhirnya saya meminta  jus tambahan, teh hangat ditambah bubur.

Tidak lama saja mendapatkan kunjungandokter Senior yang saya merasa dapat memanggilnya “Oma”. Ia memeriksa bekas luka, menjelaskan secara umum apa yang telah saya lewati dan yang mereka temukan, serta menanyakan kondisi saya dan saya menjelaskan sakit kepala dan belum bisa menggerakan kepala dengan leluasa. Tidak lupa saya sampaikan apresiasi dan terima kasih kami atas kerjakeras serta salam bagi seluruh tim yang telah membantu kami, saya cukup terbawa suasana saat itu dan begitu pula Ibu dokter dengan nada bicara, senyuman lebar dan anggukannya.

Perawat pagi ini tidak kalah ramah dan sigap dibandingkan yang sebelumnya, ia membimbing saya untuk duduk perlahan, lalu istirahat selama 2 jam kembali saya dibimbing untuk berdiri, mencuci muka, sikat gigi di wastafel, setelah itu saya diberikan pil obat-obatan. Beberapa jam kemudian saya belajar berjalan, dilepaskan kateter didampingi ke kamar mandi. Kamar mandi ruang rawat ini amat ramah pasien dan disabilitas, ada pembalut, pengering, tissue toilet, tissue tangan, sabun, handsanitizer, bidet, tombol darurat serta seperti biasa selalu kering. 

Saya sempat grogi ketika pertama kali ke kamar mandi dan memberanikan diri bercermin, saya cukup kaget ketika melihat banyaknya perban. Kembalinya ke kasur, saya diberikan dokumen untuk saya pelajari, dijelaskan prosedur untuk mandi sendiri dan cara melepas perban. Saya juga dijelaskan soal operasi yang telah saya lalui dan menjelaskan surat keterangan dari dokter. Bahwa saya ditangani oleh 6 dokter Spesialis dan dengan 2 orang dokter Senior. Mereka juga memeriksa organ-organ lain dalam tubuh saya dan ditemukan dalam keadaan baik, volume darah yang saya keluarkan, ukuran sayatan juga dijelaskan beberapa kontak termasuk nomor darurat khusus pasien paska operasi. 

Sambil beristirahat saya bisa buka ponsel dan memberikan kabar kepada suami dan membalas pesan-pesan. Sayang sekali saat itu ada beberapa kolega yang ingin menjenguk dan berkunjung membawakan makanan, namun saya tidak memegang ponsel dan suami juga sedang mengejar beberapa deadline dan rapat. Menu siang itu adalah makanan  vegetarian yang bumbunya terasa seperti menu Asia Selatan tapi lebih ringan dengan sup sayuran dan yogurt stawberry. Saya mulai bisa makan dan mengendalikan diri namun hanya dapat menghabiskan sup dan yogurt.

Pada pergantian perawat selanjutnya lebih difokuskan pada latihan-latihan agar saya dapat berdiri lebih tegak, berjalan lurus dan lebih jauh disertai dengan konsumsi pil obat, makan, istirahat, kompres hingga saya merasa lebih baik dan dipersilahkan untuk pulang.

Paska Operasi

Tidak mudah bagi saya untuk bisa menghadapi pemulihan paska operasi terutama di musim dingin yang rentan akan winter blues. Berbagai perasaan negatif berkecamuk hingga mudah lelah. Saya menelepon beberapa kali ke nomor RS yang diberikan saat rawat inap serta meminta pendampingan fisik saat tiba-tiba demam tinggi, mental emosional sambil tetap mengkonsumsi pain killer dengan penurunan dosis berkala. Seorang perawat mengatakan pada saya bahwa sebagian orang memerlukan waktu pemulihan yang berbeda dengan dosis obat yang sama. Tanpa mendekat dengan Sang Pencipta yang membuat kami dikelilingi support system jarak dekat dan jauh mungkin kami tidak akan sekuat saat ini.

Penutup

Kini, 6 bulan sudah saya melewati proses pemulihan yang disarankan dan kami telah berada di Tanah Air dan dapat merasakan berpuasa dengan durasi lebih pendek daripada di Finlandia yang mencapai 17.5 hingga 19 jam.

Secara keseluruhan, dari berbagai proses medis dan kesehatan yang saya jalani terkait dengan persiapan operasi ataupun pemeriksaan diri, kurang lebih saya telah berinteraksi dan ditangani langsung di 5 Rumah Sakit dan 2 Puskesmas oleh sekitar 19 dokter umum dan spesialis, lebih dari 18 perawat, lebih dari 10 petugas ambulans, lebih dari 15 orang tenaga medis dan administrasi belum termasuk yang melakukan pelayanan via telepon. Impresi saya kepada mereka adalah, sebagian besar mereka sangat memperhatikan well being pasien, memperhatikan kebutuhan pasien, merupakan pendengar yang baik, ramah, menenangkan pasien, menikmati pekerjaan mereka dan memberikan semangat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun