Mohon tunggu...
Syir Aja
Syir Aja Mohon Tunggu... Relawan - Pengembara di muka bumi untuk mencari ridhaNya

senang tertawa dan ditertawakan

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pengalaman Dioperasi di Negara Paling Bahagia Sedunia Masa Pandemi

1 Juni 2021   10:00 Diperbarui: 1 Juni 2021   10:40 491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dua hari sebelum operasi, saya telah dijadwalkan untuk memeriksa darah di Puskesmas Vuosaari di mana sampel darah di tangan kanan dan kiri saya diambil oleh dua petugas yang berbeda. Mereka juga memastikan soal jadwal operasi. Saat itu sudah masuk musim dingin, suasana gelapnya langit semakin panjang, pakaian yang digunakan juga perlu yang lebih tebal.


Hari Pelaksanaan Operasi

Prosedur operasi dijadwalkan pukul 7.15 pagi waktu Helsinki. Kami bangun pukul 5 pagi waktu Helsinki atau pukul 10 pagi WIB. Saat itu belum waktu datang shubuh dan saya haid, saya pasang kaus kasi anti embolisme setelah berwudhu dan minum sedikit air di atas tempat tidur. Sejak semalam, saya sudah berpuasa. 

Setelah memeriksa dokumen dan perbekalan yang akan kami bawa, menggunakan kaus kaki, sarung tangan dan jaket musim dingin kami berangkat pukul 6 menggunakan metro dari Vuosaari ke arah Kammpi (seperti dari BSD ke Blok M). Kami keluar dari stasiun bawah tanah Kammpi pagi langit gelap dan bulan masih nampak pada pukul 06.40 pagi itu, lalu kami melanjutkan perjalanan dengan bus ke kompleks Rumah Sakit di Haartmaninkatu selama 10 menit lalu turun berjalan menuju gedung Naistenklinikka.

Seperti biasa, RS menyarankan agar kami tiba maksimal 15 menit lebih awal sebelum jadwal. Kami sampai 22 menit dari jadwal, di ruang registrasi saya tidak melihat petugas, saya sempat kebingungan khawatir sekaligus nervousapakah saya salah gedung karena kartu KELA saya tidak dapat digunakan di mesin selain itu tidak ada pengunjung lain selain kami di ruang tunggu utama selain dua orang petugas medis yang lewat dan nampak sibuk dengan pakaian lengkap, saya kira mereka akan memanggil saya namun mereka berbicara satu sama lain dan berjalan cepat ke ruangan yang terkunci.

Sembari saya membaca kembali dokumen, suami melihat suasana sekitar untuk memastikan dan tepat 15 menit sebelum jadwal, saya melalukan tap ulang kartu saya ke monitor pendaftaran dan berhasil namun tidak ada petunjuk selain ruang operasi pada kertas yang keluar dari mesin. Dengan gugup saya menggunakan handsanitizer lalu menunggu. Akan tetapi hingga pukul 7 lebih belum ada siapapun di sekitar dan suami saya membimbing saya untuk mengikutinya mencari ruangan operasi, membaca petunjuk di RS beberapa ruangan terkunci dan ada ruangan yang terbuka otomatis, sepi sekali saat itu menambah perasaan campur aduk saya yang belum melepaskan jaket. Kemudian suami saya berkeliling mencari dan menanyakan kepada petugas yang ia temui dan meminta saya duduk menunggu, akhirnya ia menemukan petujuk untuk menuju lift ke lantai basement.

Di lantai basement kami menemukan dua orang yang menunggu di kursilalu kami duduk. Saya melihat jam tepat pukul 7.14, sambil tersenyum dan berpegangan tangan suami saya meyakinkan dan menyemangati saya, tidak lama kemudian saya mendengar “AMANATI” dari arah kanan, suami saya pun melepas dengan pelukan. Dalam hati, saya ingin agar ia tetap di sana menunggu saya hingga saya benar-benar masuk ke dalam ruang operasi atau berganti baju, namun di sisi lain saya juga lebih merasa lega agar ia tidak melihat saya dengan pakaian operasi dan bersedih. Disamping itu, dalam panduan juga sebetulnya tidak diizinkan untuk masuk bagi yang mengantar, jadi boleh diantar sampai ke dalam RSsaja saya sudah amat bersyukur. Saya kembali menengok ke belakang dan melambaikan tangan, didampingi perawat saya masuk ke dalam ruang ganti pakaian.

Di ruang ganti, saya diberikan kunci loker, ditanyakan ukuran alas kaki, diberikan hanger untuk menggantung pakaian dan juga berganti pakaian, alas kaki, menggunakan kaus kaki anti embolisme oleh perawat. Saya memberitahu bahwa saya sedang haid dan ia memberi saya pembalut yang cukup besar. Saya mendapatkan dua pakaian seperti piyama tanpa kancing dan risleting. Pakaian yang lebih tebal luaran serta selimut yang dia katakan dapat menghangatkan selama 48 jam. Serta saya diminta untuk memisahkan barang-barang seperti telepon genggam, dompet dan kartu identitas serta yang menurut saya penting, saya bawa tempat kacamata dan powerbank serta charger dan memasukkan ke dalam pakaian luar.

Saya diantar ke depan ruang kedua dan diminta menunggu di kursi depan. Tidak lama kemudian saya dipanggil oleh perawat yang berbeda, ia memperkenalkan diri lalu menanyakan nomor kartu jaminan sosial saya, lalu ia seperti melakukan test terhadap dokumen yang dibekali dokter sebelumnya kepada saya. Saya ditanyakan prosedur apa yang akan saya lalui dan ia memastikan sejauh mana saya telah mengikuti rekomendasi persiapan sebelum operasi, tidak lupa ia menanyakan bagaimana perasaan saya saat itu yang dengan spontan saya jawab

Honestly, I am.. nervous..” lalu kami pun tertawa bersama ia menanggapi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun