Mohon tunggu...
Syira  Aurora Azzahwa
Syira Aurora Azzahwa Mohon Tunggu... Mahasiswa - saya salah satu mahasiswa S1 jurusan kesehatan masyarakat. saya suka dalam mencari hal baru guna menambahkan beberapa skill dan pengalaman tambahan yang dapat menjadi nilai tambah yang berguna kedepannya.

selama menjadi mahasiswa, ketika memiliki waktu kosong saya suka mengisi waktu tersebut dengan melukis, membaca berita dan isu terbaru yang sedang marak terjadi. Selain itu saya tertarik dengan perkembangan teknologi yang saat ini terjadi, beberapa konten yang menurut saya cukup menarik adalah membahas tentang teknologi yang sedang berkembang saat ini.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

WHO, 2023 "Pandemi Covid-19 Sudah Berakhir", Bagaimana dengan Indonesia?

10 Mei 2023   20:52 Diperbarui: 10 Mei 2023   20:54 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrsi pemberian vaksin Covid-19 kepada pasien via Vecteezy.com

Diretur Jenderal World Health Organisation (WHO), Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus mendeklarasikan "WHO menyatakan bahwa pandemi covid-19 sebagai wabah global telah berakhir" (06 Mei, 2023). Pubic Health Emergency of International Cornern (PHEIC) dengan resmi mencabut kedaruratan covid-19 pada kesehatan global. Pernyataan who tersebut membawa pro dan kontra bagi seluruh masyarakat dunia, tidak terkecuali di Indonesia.

Banyak masyarakat Indonesia yang merasa kurang setuju karena virus corona ini akan terus menerus berkembang, dan berpendirian untuk tetap menerapkan protokol kesehatan seperti yang dihimbau oleh pemerintah.

Belajar dari covid-19 di tahun 2021 mei-juli, terjadi pelonjakan kasus yang membuat Indonesia harus berhadapan dengan covid-19 gelombang ke-2 dengan jumlah kasus 35.470 (Mei) -- 253.600 (Juli). Bisa terjadinya gelombang 2 dikarenakan adanya aktivitas mobilitas masyarakat pada hari libur nasional, bahkan diperparah dengan adanya upgrade dari varian virus covid-19 dengan nama varian delta.

Pemerintah memberlakukan banyak intervensi dan meningkatkan fasilitas kesehatan untuk para tenaga kesehatan dalam menangani kasus corona. Penambahan lab covid-19 mencapai 742, 120.000 tempat tidur yang disediakan di rumah sakit rujukan covid-19 seluruh Indonesia.

Dari pengalaman kasus diatas, Indonesia sangat berpotensi untuk menghadapi gelombang ke-3 jika adanya kelengahan dalam protokol yang telah diterapkan. Dalam hal ini pemerintah memiliki tanggung jawab yang besar untuk selalu melakukan sosialisasi kepada berbagai kalangan masyarakat agar masyarakat sadar bahwa kita tidak bisa terlalu santai dalam menghadapi covid-19 ini, meningkatkan kapsitas vaksinasi dan rapid tes untuk dapat menjangkau hingga ke masyarakat terpolosok.

Jika kita melihat lagi konfirmasi kasus terbaru dari penambahan pasien covid berada di angka 1.882 jiwa. Hal ini memberikan tanda tanya besar bagi masyarakat Indonesia "WHO telah mengkonfirmasi pandemi Covid-19 telah berakhir, Indonesia bagaimana?".

Pasalnya, di angka yang masih cukup aktif tersebut bagaimana peran pemerintah dapat menurunkan angka penyebaran covid di Indonesia dengan stabil. Mengingat sudah ada beberapa negara yang bahkan telah menyentuh angka 100% untuk tingkat kesembuhan pasien di negaranya tersebut. Di Indonesia sendiri, angka kesembuhan telah mencapai 97,4% yang hal ini tidak menutup kemungkinan Indonesia juga bisa menjadi salah satu negara dengan tingkat kesembuhan mencapai 100%.

VAKSINASI YANG BELUM MERATA

Pada awal langkah penanganan, pemerintah mengimbau masyarakat melakukan vaksinasi dengan segera di camp vaksin terdekat. Nyatanya saat ini untuk vaksin dosis satu pun belum mencapai 100%, masih di angka 86,86% ; vaksin dosis 2 di angka 74,52% ; vaksin dosis 3 37,89% ; dan vaksin dosis 4 baru di angka 1,74%. Banyak hal yang menjadi determinan rendahnya angka vaksinasi di Indonesia. Pemerintah perlu lebih menegaskan lagi kepada masyarakat untuk meningkatkan kesadaran warga dalam vaksinasi.

Walaupun banyak camp vaksin yang telah disediakan, tetapi pemerintah tidak memfokuskan juga pada upaya mengajak masyarakat, mengimbau, dan merangkul masyarakat yang masih belum memiliki informasi penting mengenai penanganan Covid-19 ini. Sehingga sedari awal sudah banyak oknum tidak bertanggung jawab yang menyebarkan kerisauan bagi masyarakat dengan memberikan berita hoax dan propaganda di jejaring sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun