TUJUAN PRAKTIKUM :
1. Mengetahui perubahan yang terjadi pada percobaan uji kelarutan iodin
2. Mengetahui berapa tetes kalium iodida yang digunakan untuk uji reaktivitas ion iodida pada pembentukan senyawa kompleks
TINJAUAN TEORITIS
Iodium (Bahasa Yunani : Iodes-Ungu) adalah unsur kimia pada tabel periodik yang memiliki simbol I dan nomor atom 53. Iodium ditemukan oleh Courtois pada tahun 1811. Iod tergolong unsur halogen, terdapat dalam bentuk iodida dari air laut yang terasimilasi dengan rumput laut, sendawa chili, tanah kaya nitrat (dikenal sebagai kalis, yakni batuan sedimen kalsium karbonat yang keras), air garam air laut yang disimpan, dan di dalam air payau dari sumber minyak dan garam. Iod ataupun iodium yang sangat murni dapat diperoleh dengan mereaksikan kalium iodida dengan tembaga sulfat.Â
Iodium biasanya terjadi di alam sebagai ion dan iodida atau kombinasi keduanya. Iodium umumnya terjadi sebagai unsur minoritas dalam endapan kalium iodidat (KIO) dalam asin asin (air tanah), dan juga air laut. Menurut hasil survey 47 kandungan unsur iodium dalam kerak bumi diantaranya adalah lautarit atau kalsium iodat anhidrosca (Ca(10)) dan Natrium iodida (NaI). (Subhan, 2019).
Iodium dikenal sebagai unsur yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan normal manusia. Secara alami, pada lingkungan yang miskin iodium rendahnya asupan iodium merupakan penyebab mendasar defisiensi iodium iklim, topografi dan material dasar penyusun wilayah menentukan kondisi pusat ketersediaan iodium lingkungan. Kandungan iodium dalam air merupakan parameter menggambarkan kandungan yodium di lingkungan. Kandungan air di lereng Barat Gunung Merapi semakin rendah dengan semakin tingginya lokasi sumbernya dari permukaan laut. Perbedaan jenis sumber air tanah tidak menghasilkan air dengan kandungan yodium yang berbeda ditemukan pola kondisi sumber air. (Musoddaq dan Asih 2021).
Iodin adalah halogen yang paling reaktif (halogen lainnya adalah flour, klor, dan brom). Iodin ini mudah larut dalam etanol atau eter menghasilkan larutan berwarna coklat, atau dalam kloroform atau benzena sebagai larutan ungu. Ia sedikit larut dalam air (0, 33 g/I, 1.2mM, at 25C) menghasilkan larutan berwarna coklat kekuningan. Kelarutan unsur yodium meningkat dengan adanya ion iodida, seperti kalium iodida, dimana yodium bereaksi membentuk ion tri iodida. Larutan yodium dalam air tidak stabil dan tergantung pada kondisi, mungkin ada banyak spesies berbeda. Dari jumlah tersebut, diyakini bahwa molekul yodium memiliki potensi anti mikroba tertinggi. Stabilitas dipengaruhi oleh pH dan aktivitas berkurang dengan meningkatnya alkalinitas dan waktu penyimpanan. (Cooper, 2019).
Yodium adalah elemen penting untuk berfungsinya organisme manusia dan hewan. Kebutuhannya disebabkan oleh kehadirannya dalam hormon tiroid ; triiodothyeonine dan tiroksin. Asupan yodium harian yang direkomendasikan telah ditetapkan pada tingkat berikut : 90 mg 1 untuk anak-anak berusia 0-6 tahun, 120 mg 1 untuk anak-anak 6-12 tahun, 150 mg 1 untuk dewasa dan 250 mg 1 untuk wanita hamil dan menyusui. Pasokan yodium yang tidak mencukupi dapat menyebabkan antara lain itu : gangguan fungsi kelenjar tiroid, peningkatan resiko keguguran, keterlambatan pertumbuhan dan defisit neurologis yang dikelompokkan sebagai gangguan defisiensi dari yodium. (Smolen et all., 2023)Â
   Iod ialah padatan berkilauan berwarna hitam kebiru-biruan, menguap pada suhu kamar menjadi gas ungu biru dengan bau menyengat. Iod membentuk senyawa dengan banyak unsur, tapi tidak sereaktif halogen lainnya, yang kemudian menggeser iodida. Iod menunjukkan sifat-sifat menyerupai logam. Iod mudah larut dalam khlorofom, karbon tetraklorida atau karbon disulfida yang kemudian membentuk larutan berwarna ungu yang indah. Iod hanya sedikit larut dalam air. Keelektronegatifan halogen (terkecuali iodin) yang lebih besar dari keelektronegatifan atom karbon bahwa pasangan elektron dalam ikatan karbon-halogen akan tertarik ke ujung halogen, sehingga membuat halogen sedikit bermuatan negatif (-) dan atom karbon sedikit bermuatan positif (+), kecuali untuk ikatan karbon-iodin. (Lutfi, 2019).
ALAT DAN BAHANÂ
PROSEDUR KERJA
1. Uji Kelarutan Kristal 12
• Disiapkan 5 buah tabung reaksi, lalu masukkan setiap tabung 1buah kristal I2
• Ditambahkan masing-masing 3 ml H2O ke tabung reaksi 1, KI ke tabung reaksi 2, Etanol ke tabung reaksi 3, CHCl3 ke tabung reaksi 4, CH2Cl2 ke tabung reaksi 5
• Dikocok setiap tabung reaksi dengan kuat dan diamati
• Disiapkan kembali 3 tabung reaksi kosong lalu dimasukkan kedalam setiap tabung reaksi 1 mL larutan KI3
• Ditambahkan masing-masing 3 mL CH2Cl2 ke tabung reaksi 1 disertai beberapa tetes amilum, lalu dikocok kuat. CHCl3 ke tabung reaksi 2 disertai beberapa tetes amilum, lalu dikocok kuat. H2O ke tabung reaksi 3 disertai beberapa tetes amilum, lagi dikocok kuat.
Hasil Pengamatan :
tabung 1: coklat muda, tidak larut
tabung 2: coklat pekat, tidak larut
tabung 3: coklat kehitaman, tidak larut
tabung 4: ungu pekat, tidak larut
tabung 5: ungu pekat, tidak larut
tabung 6: terbentuk 2 fasa, fasa atas warna ungu kecoklatan dan fasa bawah warna ungu pekat
tabung 7: terbentuk 2 fasa, fasa atas warna hitam dan fasa bawah warna ungu
tabung 8: menjadi warna coklat
2. Uji Reaktivitas Ion Ioda Pada Pembentukan Senyawa Kompleks
• Disiapkan 2 buah tabung reaksi
• Dimasukkan 2 mL larutan Fe(NO3)3 0,1 M ke dalam tabung reaksi 1
• Dimasukkan 2 mL larutanCe(NO3)2 0,1 M ke dalam tabung reaksi 2
• Ditambahkan tetes demi tetes KI 1 M ke dalam tabung reaksi 1 hingga membentuk endapan, lalu catat berapa mL larutanKI yang diperlukan
• Diulangi langkah kerja ke-4 terhadap larutan Cu(NO3)2 pada tabung reaksi 2
Hasil Pengamatan :
tabung 1: tidak terbentuk endapan
tabung 2: terbentuk endapan berwarna perak, lalu di tambahkan 10 mL KI dan endapan tidak hilang
TABEL PENGAMATAN
REAKSI-REAKSI
PEMBAHASAN
Secara teori (Uji Kelarutan Kristal)
Iod tidak larut dalam air karena perbedaan kepolaran yang dimana iodin itu senyawa non polar dan air senyawa polar. Iodin dapat larut di dalam larutan KI dikarenakan keduanya sama-sama senyawa non polar dan dapat membentuk senyawa kompleks sebagai oon I3-. Iodin mudah larut dalam alkohol namun iodin tidak larut dalam etanol. Kloroform (CHCl3) adalah pelarut semipolar dan iodinnya juga bersifat sebagai senyawa non polar. Warna larutan ungu yang dihasilkan pada saat iodin ditambahkan kloroform ialah menandakan bahwa iodin melarut dan juga terdapat ion I3-, ion dapat larut dalam larutan diklorometana karena keduanya bersifat non polar. I3- bersifat polar dan diklorometana semi polar, terbentuknya dua lapisan larutan karena perbedaan sifat kepolaran senyawanya. Menurut teori I3- dan kloroform bersifat polar yang dimana kedua senyawa menyatu dengan sempurna. Adapun fungsi dari penambahan amilum pada percobaan ini untuk mengubah air yang awalnya bersifat polar lalu menjadi non polar dan itu sebabnya setelah penambahan amilum larutan menghasilkan dua fasa.Â
Secara teori (Uji Reaktivitas Ion Iodida pada Pembentukan Senyawa Kompleks)Â
Endapan yg terbentuk pada pencampuran Fe(NO3)3 ditambah KI itu ialah senyawa besi (III) iodin sementara endapan yang terbentuk pada pencampuran Cu(NO3)2 ditambah KI itu ialah senyawa Tembaga(II)Iodin. Dan endapan terbentuk karena larutan lewat jenuh dan endapannya hilang jika terus ditetesi KI karna sama-sama pelarut non polar yang dimana jika kepolarannya sama maka larutan akan larut.Â
Secara praktikum (Uji Kelarutan Kristal)Â
Iodin yang ditambah air itu tidak larut sama sekali karna perbedaan kepolaran dari keduanya. Iodin yang ditambah KI tidak larut sempurna karena adanya kesalahan. Iodin yang ditambahkan dengan etanol tidak larut dengan sempurna karena perbedaan kepolaran antara keduanya. Iodin tidak melarut dengan sempurna saat ditambahkan kloroform karena perbedaan kepolaran. Iodin tidak melarut dengan sempurna pada saat ditambah diklorometana karena adanya kesalahan. KI3 yang ditambah kloroform akan membentuk dua fasa yang dimana yaitu fasa atas dan fasa bawah. Sedangkan KI3 yang ditambah air akan menjadi warna coklat pekat.Â
Secara praktikum (Uji Reaktivitas Ion Iodida pada Pembentukan Senyawa Kompleks)Â
Fe(NO3)3 ditambah KI tidak membentuk endapan yang harusnya membentuk endapan, hal ini karena kesalahan dari praktikan. Sedangkan untuk  Cu(NO3)2 ditambah KI akan menghasilkan endapan yang dimana hasil endapan pada percobaan ini tidak hilang dan harusnya endapannya itu hilang saat ditambahkan beberapa tetes KI, jadi dapat disimpulkan bahwa adanya kesalahan dari praktikan saat penambahan KI untuk menghilangkan endapannya.Â
Keterkaitan Secara Teori dan Praktikum
Untuk uji kelarutan ktistal iodin tabung 1 dan 3 sudah sesuai dengan teori sedangkan tabung 2,4,5, tidak sesuai teori, hal ini dikarenakan kesalahan praktikan, lodin merupakan senyawa non polar maka akan larut dalam senyawa non polar sedangkan tidak larut dalam senyawa polar, pada tabung 6,7 di dapat hasilnya sesuai teori dimana akan membentuk 2 fasa sedangkan tabung 8 tidak membentuk 2 fasa maka tidak sesuai dengan teorinya. Pada praktikum uji reaktivitas ion iodida tabung 1 tidak sesuai teori karena tidak membentuk endapan sedangkan pada tabung 2 menghasilkan adanya endapan berwarna perak yang artinya bahwa hal ini sudah sesuai teorinya.Â
KESIMPULAN
1. Perubahan warnanya pada tabung 1 sampai tabung 5 berturut-turut adalah warna coklat muda, coklat pekat, coklat kehitaman, ungu pekat dan ungu pekat serta iodin tidak larut dalam pelarut air, kalium iodida, etanol, kloroform, diklorimetana.Â
2. Jumlah tetes KI pada larutan adalah Besi (III) nitrat 40 tetes dan pada Tembaga (II) nitrat adalah 40 tetes.Â
DAFTAR PUSTAKA
Cooper, R. (2019). Iodine Revisited. International Wound Journal. 4(2), 124-137.
Lutfi, A. 2019. Kimia Anorganik Unsur-Unsur Golongan Utama. Yogyakarta : Absolute Media.Â
Musoddaq, M, A., & Asih, S. (2021). Hubungan Kandungan Iodium dalam Air Tanah terhadap Ketinggian Tempat di Lereng Barat Gunung Merapi. Jurnal MGMI. 1(4), 123-127.
Smolen, I, L., Joanna, P., Syiwester, S., Marta, L, S., & Peter, K. (2023). Iodine Biofortification Of Dandelion Plants (Taraxacum Officinale F. H. Wiggers Coll) With the Use Of Inorganic and Organic  Iodine Compounds. Journal Of Molecules. 2(8), 1-15.
Subhan. (2019). Analisis Kandungan Iodium dalam Garam Butiran Konsumsi yang Beredar di Pasaran Kota Ambon. Jurnal Fikratuna. 6(2), 290-303.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H