Shah meninggalkan Teheran pada 16 Januari 1979. Lalu dalam pengasingannya ia meninggal yakni pada 27 Juli 1980 di Kairo. Sepuluh hari sebelum keberangkatannya, seorang Perdana Menteri baru, Shapur Bakhtiar membentuk sebuah kabinet yang terdiri atas sembilan orang. Pada 1 Februari 1979, Ayatullah Khoemeni kembali ke Teheran dan mengadakan perlawanan dengan pemerintah, sehingga pada pertengahan Februari 1979 posisi Bakhtiar sudah tidak dapat dipertahankan lagi, dan ia pun meninggalkan Iran. Khomeni mengambil alih kendali pemerintahan dan membentuk suatu dewan revolusioner dalam menjalankan pemerintahannya.
Dewan revolusioner menyiapkan draft konstitusi baru. Satu ketetapan me-nyatakan bahwa sekte Imam 12 sebagai agama resmi negara. Pada satu April 1979, sebuah referendum menetapkan bentuk Republik Islam Iran. Konstitusi ini merupakan sebuah dokumen yang lengkap. Mukaddimahnya terdiri dari 4000 kata yang berisi tentang revolusi dan gagasan-gagasan ideal tentang negara Islam. Dalam konstitusi ini terdapat 125 pasal. (Ni'am, 2013)
Pasca Berakhirnya Kekuasaan Dinasti Pahlevi
Pasca revolusi Islam tahun 1979, bentuk pemerintahan Iran berubah dari monarki menjadi Republik Islam. Setelah revolusi, pada tanggal 20-30 Maret 1979, Ayatullah Khomeini bersama Mullah yang lain melakukan sebuah referendum nasional untuk menentukan sistem politik dan bentuk negara/pemerintahan Iran yang sesuai dengan aspirasi rakyat Iran. Akhirnya 98,27% rakyat Iran setuju pada bentuk negara Republik Islam yang berdasarkan pada ajaran Syiah Imamiyah. Dan pada tanggal 1 April 1979, bentuk Republik Islam Iran disahkan sebagai bentuk negara dan sistem Wilayat al-Faqih sebagai bentuk pemerintahannya. Dalam hirarki kekuasaan sistem Wilayat al-Faqih, pemegang kedaulatan tertinggi adalah Allah swt, sedangkan pemegang kekuasaan penuh adalah Imam Mahdi yang sekarang diyakini dalam masa gaib kubra dan wali fakih adalah pelaksana tugas selama kegaiban Imam Mahdi. Dalam struktur pemerintahan Wilayat al-Faqih terlihat sintesa konsep demokrasi modern ala Barat dan sistem politik Imamah ala Syiah Imamiyah. Hal ini terlihat pada konsep trias politica dalam pelaksanaan pemerintahan serta mengakomodir sistem demokrasi melalui pemilihan umum atau referendum. Di samping itu, pengaruh sistem Imamah Syiah terlihat dengan jelas dengan sentralistik kekuasaan pada pemimpin spiritual. (Qadir, 2015)
Revolusi Islam Iran merupakan peristiwa penting dalam sejarah masyarakat Iran yang melahirkan konfigurasi yang khas antara negara Iran dan Institusi Islam. Revolusi tersebut menandai puncak pergolakan politik antara penguasa Iran dengan kelompok ulama yang telah berlansung lama, sehingga terjadi perubahan yang fundamental dalam sistem ketatanegaraan Iran yang berpengaruh dengan sistem pemerintahan Iran kekinian. Revolusi Islam Iran memberikan pengaruh sangat besar terhadap perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi negara yang maju dan berperadaban.
Struktur politik Iran mengalami perubahan secara besar-besaran sejak berakhir kekuasaan Syah Reza. Bentuk negara berubah menjadi sebuah republik yang berdasarkan pada ajaran Islam mazhab Syi'ah. Ayatullah Khomeini dalam hal ini dipandang sebagai arsitek revolusi. (Saleh Al Hadab, 2022)
Disamping banyaknya kontestasi kebijakan-kebijakan politik yang kontroversial dan menimbulkan ambivalensi politik yang seringkali memanas, perlu diakui bahwa dinasti pahlevi memiliki jasa dan warisan politis yang layak diperhitungkan atas peranannya sebagai peletak dasar modernisasi politik Persia klasik dinasti hingga terbentuknya tataran negara Iran modern. Bahkan tak terkecuali Ayatullah Khomenei sebagai estafeter penguasa iran modern di dalam bentuk negara republik islam iran, ia mendapat pengajaran dan gambaran mengenai situasi sosial politik nasional maupun politik internasional iran telah terpetakan melalui peristiwa yang telah dilalui di masa pemerintahan dinasti pahlevi (Ansari, 2014). Akreditasi negara modern iran telah dilalui melalui jembatan sejarah yang penting, yakni dinasti pahlevi.
Sumber Pustaka
Ansari, A. M. (2014). Modern Iran. London: Routledge Taylor & Francis Group.
Cronin, (. S. (2003). The Making of Modern Iran: State and Society under Riza Shah 1921-1941. London: Routledge Curzon Publishing.
Etheredge, (. L. (2011). Middle East Region in Transasition IRAN. New York: Asosiasi Britannica Educational Publishing dan Rosen Educational Services.
Ni'am, S. (2013). Dari Monarki Menuju Republik Islam, Menengok Iran Masa Lalu dan Masa Modern. Al 'Adalah Jurnal Kajian Keislaman dan Kemasyarakatan Vol 16, No 1 , 139-150.