Mohon tunggu...
Syifa SalsabilaAfsa
Syifa SalsabilaAfsa Mohon Tunggu... Penulis - pengarang

its my life

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

METODE ANALISIS FRAMING DALAM DUNIA SOSIAL MEDIA

11 Desember 2022   16:12 Diperbarui: 11 Desember 2022   16:18 1377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Framing didefinisikan sebagai penempatan informasi dalam konteks tertentu sehingga aspek-aspek tertentu dari suatu isu menerima alokasi sumber daya kognitif individu yang lebih besar. Akibatnya, elemen yang dipilih memainkan peran penting dalam mempengaruhi penilaian individu saat menarik kesimpulan.

Konsep framing atau bingkai dipinjam dari ilmu kognitif dan tidak unik untuk ilmu komunikasi (Psikologi). Analisis fraing juga memungkinkan penerapan konsep sosiologis, politik, dan budaya untuk menganalisis fenomena komunikasi, memungkinkan suatu fenomena dihargai dan dianalisis dalam konteks sosiologis, politik, atau budayanya.

Frame adalah metode bercerita atau menyusun kumpulan ide sedemikian rupa sehingga tersaji konstruksi makna peristiwa yang berkaitan dengan objek wacana. Menurut Entman, konsep framing secara konsisten memberikan cara untuk mengungkap kekuatan sebuah teks komunikasi. Pengaruh terhadap kesadaran manusia yang didorong oleh transfer informasi dari suatu lokasi, seperti pidato, peribahasa, laporan berita, atau novel, dapat dijelaskan secara memadai dengan analisis framing.

Perangkat framing dalam pendekatan ini dapat dibagi dalam empat struktur besar, yaitu :

1. Struktur sintaksis teks berita adalah susunan fakta atau peristiwa yang berupa pernyataan, pendapat, kutipan, pengamatan terhadap peristiwa, yang disusun dalam bentuk, susunan umum berita. Skema berita berfungsi sebagai perangkat pembingkaian, dan unit yang diamati adalah tajuk utama, lead, informasi latar belakang, kutipan sumber, dan pernyataan penutup. Struktur sintaksis dapat membantu wartawan menginterpretasikan peristiwa dan menentukan kemana berita akan diarahkan.

2. Narasi fakta dalam teks berita merupakan struktur naskah. Struktur ini menelaah strategi dan cara bertutur atau bertutur yang digunakan wartawan dalam mengemas peristiwa sebagai berita. Perangkat framing adalah kelengkapan berita dan unit yang diamati melalui 5W+1H; alhasil, unsur kelengkapan berita ini bisa menjadi penanda pembingkaian yang penting; Namun, jika salah satu unsur kelengkapan berita yang dimiliki wartawan tidak dimunculkan, maka akan muncul penekanan atau penonjolan dan penyembunyian fakta yang ada.

3. Struktur tematik yaitu menulis fakta atau mengungkapkan pendapat tentang suatu peristiwa dalam teks berita berdasarkan proposisi, kalimat, atau hubungan kalimat yang membentuk teks secara keseluruhan. Perangkat framing struktur tematik ini terdiri dari detail, tujuan, nominalisasi, koherensi, bentuk kalimat, dan hubungan kalimat. Struktur tematik adalah alat untuk menganalisis bagaimana fakta ditulis, kalimat digunakan, dan sumber ditempatkan dan ditulis ke dalam teks berita secara keseluruhan.

4. Struktur retorika teks berita menekankan pada fakta. Leksikon, grafik, metafora, penandaan dengan unit analisis kata, idiom, gambar, foto, dan grafik adalah alat pembingkaian yang digunakan.

Model analisis framing

Pada model analisis framing menggambarkan proses dimana media memilih dan menyoroti aspek-aspek tertentu dari realitas. Framing menekankan bagaimana teks komunikasi ditampilkan dan bagian mana yang dianggap penting atau ditonjolkan oleh pembuat teks. Entman melihat framing memiliki dua dimensi utama: pemilihan isu dan penekanan atau penyorotan aspek tertentu dari realitas atau isu. Dalam praktiknya, media membingkai isu dengan menekankan isu tertentu dan mengabaikan isu lainnya. Selain menonjolkan aspek isu melalui berbagai strategi wacana seperti menempatkan isu di headline depan, repetisi, penggunaan grafis untuk mendukung dan memperkuat prominence, dan penggunaan label tertentu, dll.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun