Metode Analisis Framing Dalam Dunia Sosial Media
Framing adalah pengumpulan atau pengemasan informasi tentang suatu peristiwa dengan tujuan membentuk opini atau mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap peristiwa tersebut. Selain itu  Framing merupakan teknik untuk menggambarkan realitas. Kebenaran tentang suatu kejadian tidak sepenuhnya disangkal, tetapi secara halus terdistorsi dengan menekankan aspek-aspek tertentu.
Di sini saya akan menjelaskan bagaimana framing dalam dunia sosial media. Media sosial yang juga dikenal sebagai media sosial adalah platform digital yang memungkinkan penggunanya untuk berkomunikasi satu sama lain dan berbagi konten berupa tulisan, foto, dan video. Ini juga merupakan platform digital yang memungkinkan penggunanya melakukan aktivitas sosial. Media sosial adalah cara lain manusia untuk berinteraksi satu sama lain yang dilakukan secara online, memungkinkan manusia untuk berinteraksi satu sama lain tanpa dibatasi oleh ruang atau waktu. Jadi pada media sosial tersebut bahwa framing sangat dibutuhkan bagi para penelitian dan juga bagaimana sebuah framing yang dipakai untuk menganalisis sesuatu yang ada di dalam media sosial baik istagram twiter forum baca dan lain sebagainya.
Pada Pendekatan framing ini digunakan untuk menentukan bagaimana media membingkai realitas. Perbedaan cara masing-masing media membingkai berita mengungkapkan siapa menguasai siapa lawan siapa, siapa kawan siapa lawan, siapa patron dan siapa klien. Kebijakan redaksi ini berfungsi sebagai pedoman dan metrik untuk menentukan insiden mana yang harus diangkat dan dipilih untuk berita atau komentar. Selain kebijakan redaksional yang mempengaruhi karakteristik pemberitaan suatu media, adanya kepentingan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi bagaimana suatu media membahas suatu berita tertentu. Kepentingan tersebut dapat dilihat dengan menganalisis secara cermat berita yang disajikan, apakah membela kepentingan pemerintah, kepentingan pemilik modal, atau kepentingan rakyat.
Pendekatan framing digunakan untuk menentukan bagaimana media membingkai realitas. Perbedaan cara masing-masing media membingkai berita mengungkapkan siapa menguasai siapa lawan siapa, siapa kawan siapa lawan, siapa patron dan siapa klien. Kebijakan redaksi ini berfungsi sebagai aPembingkaian ini merupakan proses konstruksi, artinya realitas diinterpretasikan dan direkonstruksi dengan cara tertentu dan dengan makna tertentu. Akibatnya, hanya bagian-bagian tertentu yang lebih bermakna, lebih menarik perhatian, dianggap penting, dan lebih relevan di benak publik. Dalam praktiknya, analisis framing banyak digunakan untuk mengkaji bingkai surat kabar, mengungkapkan bahwa setiap surat kabar memiliki seperangkat kebijakan politiknya sendiri. Masyarakat lebih mudah menerima berita yang disajikan oleh media massa baik online maupun televisi saat ini. Banyak orang akan mempercayai informasi yang disampaikan oleh media penyampai informasi, sehingga image yang terbentuk pada setiap individu atau kelompok sangat bergantung pada media.
Framing merupakan  konsep yang terkait dengan berbagai elemen dalam teks berita (setiap kutipan sumber, latar belakang informasi, dan penggunaan kata/kalimat tertentu) dalam keseluruhan teks. Pembingkaian ini berkaitan dengan makna; bagaimana seseorang memaknai suatu peristiwa diungkapkan oleh seperangkat tanda dalam teks. Perangkat framing dibagi menjadi empat struktur utama dalam pendekatan ini. Yang pertama adalah struktur sintaksis, diikuti oleh struktur skrip, kemudian struktur tematik, dan terakhir struktur retoris. Media merupakan penggerak aktif yang dapat mengarahkan opini publik bahkan memberi nilai pada fakta. Bagi media, berita adalah bingkai yang membatasi pemahaman pembaca. Media menyampaikan pesan kepada publik melalui rangkaian paragraf dalam setiap berita. Framing adalah prinsip yang mengatur pengalaman dan realitas yang kompleks secara subyektif. Orang melihat realitas melalui lensa ini dengan cara tertentu, sebagai sesuatu yang bermakna dan teratur. Media pertanian mengatur realitas kehidupan sehari-hari dan mengubahnya menjadi sebuah cerita. Analisis framing menyelidiki cara individu mengatur pengalaman mereka untuk mengidentifikasi dan memahami peristiwa dan memahami aktivitas kehidupan yang sedang berlangsung.
komunikasi
Dalam mengonstruksi fakta, analisis framing digunakan untuk membedah metode atau ideologi media. Framing adalah metode untuk menentukan bagaimana cara pandang atau sudut pandang seorang jurnalis digunakan ketika memilih isu dan menulis berita. Akibatnya, berita menjadi manipulatif dan terarah, mendominasi eksistensi subjek sebagai sesuatu yang sah, objektif, natural, normal, dan tidak bertekanan.
sosiologi
Secara sosiologis, analisis framing merupakan kelanjutan dari kebiasaan kita mengkategorikan, mengorganisasikan, dan secara aktif menginterpretasikan pengalaman hidup kita untuk memahaminya. Frame adalah skema interpretasi yang memungkinkan orang untuk melokalkan, memahami, mengidentifikasi, dan memberi label peristiwa dan informasi.
psikologi
Framing didefinisikan sebagai penempatan informasi dalam konteks tertentu sehingga aspek-aspek tertentu dari suatu isu menerima alokasi sumber daya kognitif individu yang lebih besar. Akibatnya, elemen yang dipilih memainkan peran penting dalam mempengaruhi penilaian individu saat menarik kesimpulan.
Konsep framing atau bingkai dipinjam dari ilmu kognitif dan tidak unik untuk ilmu komunikasi (Psikologi). Analisis fraing juga memungkinkan penerapan konsep sosiologis, politik, dan budaya untuk menganalisis fenomena komunikasi, memungkinkan suatu fenomena dihargai dan dianalisis dalam konteks sosiologis, politik, atau budayanya.
Frame adalah metode bercerita atau menyusun kumpulan ide sedemikian rupa sehingga tersaji konstruksi makna peristiwa yang berkaitan dengan objek wacana. Menurut Entman, konsep framing secara konsisten memberikan cara untuk mengungkap kekuatan sebuah teks komunikasi. Pengaruh terhadap kesadaran manusia yang didorong oleh transfer informasi dari suatu lokasi, seperti pidato, peribahasa, laporan berita, atau novel, dapat dijelaskan secara memadai dengan analisis framing.
Perangkat framing dalam pendekatan ini dapat dibagi dalam empat struktur besar, yaitu :
1. Struktur sintaksis teks berita adalah susunan fakta atau peristiwa yang berupa pernyataan, pendapat, kutipan, pengamatan terhadap peristiwa, yang disusun dalam bentuk, susunan umum berita. Skema berita berfungsi sebagai perangkat pembingkaian, dan unit yang diamati adalah tajuk utama, lead, informasi latar belakang, kutipan sumber, dan pernyataan penutup. Struktur sintaksis dapat membantu wartawan menginterpretasikan peristiwa dan menentukan kemana berita akan diarahkan.
2. Narasi fakta dalam teks berita merupakan struktur naskah. Struktur ini menelaah strategi dan cara bertutur atau bertutur yang digunakan wartawan dalam mengemas peristiwa sebagai berita. Perangkat framing adalah kelengkapan berita dan unit yang diamati melalui 5W+1H; alhasil, unsur kelengkapan berita ini bisa menjadi penanda pembingkaian yang penting; Namun, jika salah satu unsur kelengkapan berita yang dimiliki wartawan tidak dimunculkan, maka akan muncul penekanan atau penonjolan dan penyembunyian fakta yang ada.
3. Struktur tematik yaitu menulis fakta atau mengungkapkan pendapat tentang suatu peristiwa dalam teks berita berdasarkan proposisi, kalimat, atau hubungan kalimat yang membentuk teks secara keseluruhan. Perangkat framing struktur tematik ini terdiri dari detail, tujuan, nominalisasi, koherensi, bentuk kalimat, dan hubungan kalimat. Struktur tematik adalah alat untuk menganalisis bagaimana fakta ditulis, kalimat digunakan, dan sumber ditempatkan dan ditulis ke dalam teks berita secara keseluruhan.
4. Struktur retorika teks berita menekankan pada fakta. Leksikon, grafik, metafora, penandaan dengan unit analisis kata, idiom, gambar, foto, dan grafik adalah alat pembingkaian yang digunakan.
Model analisis framing
Pada model analisis framing menggambarkan proses dimana media memilih dan menyoroti aspek-aspek tertentu dari realitas. Framing menekankan bagaimana teks komunikasi ditampilkan dan bagian mana yang dianggap penting atau ditonjolkan oleh pembuat teks. Entman melihat framing memiliki dua dimensi utama: pemilihan isu dan penekanan atau penyorotan aspek tertentu dari realitas atau isu. Dalam praktiknya, media membingkai isu dengan menekankan isu tertentu dan mengabaikan isu lainnya. Selain menonjolkan aspek isu melalui berbagai strategi wacana seperti menempatkan isu di headline depan, repetisi, penggunaan grafis untuk mendukung dan memperkuat prominence, dan penggunaan label tertentu, dll.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H